TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kematian Melonjak, Virus Corona dari India Diduga Sudah Masuk Sleman

Pasien mengalami fase kritis lebih cepat

ilustrasi seorang pasien (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Sleman, IDN Times - Virus COVID-19 varian baru dari India, yakni B1617 disinyalir telah masuk ke wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dugaan itu berdasarkan hasil analisis terhadap sembilan orang pasien terpapar COVID-19 yang kemudian meninggal beberapa waktu terakhir.

"Secara by data belum, datanya sampai sekarang belum keluar dari laboratorium yang menyatakan ada varian baru di sini. Tapi kalau melihat gejalanya kita nggak boleh mengesampingkan kemungkinan adanya varian baru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo di kantornya, Selasa (25/5/2021).

Baca Juga: 55 Orang di Ngaglik Positif COVID-19, Ramai-Ramai Dijemput Ambulans

1. Alami fase kritis lebih cepat

Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Joko mengatakan, gejala termaksud adalah ketika kesembilan pasien mengalami fase kritis lebih cepat dari prediksi awal.

Kasus macam ini pertama terjadi di Sleman kisaran sebelum Lebaran 2021 kemarin.

"Kalau yang kita kenal varian lama itu kan perlu waktu, antara dari gejala awal sampai muncul gejala ringan, sedang, kritis, sampai meninggal. Kalau yang belakangan kemarin itu ada yang di awal itu diagnosisnya ditegakkan positif dengan gejala ringan. Tapi sehari dua hari kemudian meninggal," kata Joko dijumpai di kantornya, Sleman, Selasa (25/5/2021).

Joko mengklaim petugas kesehatan telah secara cermat menegakkan diagnosa berdasarkan gejala ringan terpantau. Seperti hilang indra penciuman atau pengecap dan karena itu pula mereka diputuskan untuk hanya menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

"(Dugaan) yang paling dekat dengan kita itu yang varian India, yang B1617. Tapi, sekali lagi ini baru dugaan," tegasnya.

2. Dugaan kontak dengan pelaku perjalanan luar daerah

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Para pasien ini sendiri, lanjut Joko, sebagian besar merupakan kategori lanjut usia. Adapun seorang lagi yang masih berusia di bawah 50 tahun. Ditegaskannya, semua meninggal karena faktor komorbid dan tak satupun murni akibat COVID-19.

Tak seorang pun dari mereka merupakan pelaku perjalanan luar daerah maupun luar negeri. Tak menutup kemungkinan bagi Joko, penularan terjadi karena hasil kontak orang luar daerah.

"Kemarin ketika ada larangan mudik, nyatanya tetap ada yang lolos. Itu kan tetap memungkinkan terjadinya memvawa virus-virus itu," ucap Mantan Dirut RSUD Sleman ini.

Baca Juga: BPOM Cabut Rekomendasi LQC Donasi, Pakar UGM: Ada Bahan Berbahaya

Berita Terkini Lainnya