TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kapolri Nilai Tingginya Mobilitas karena Kurangnya Pemahaman Warga   

Kapolri, Panglima TNI  dan Menkes tinjau penyekatan 

Pemeriksaan di Pos Penyekatan Prambanan. IDN Times/Tunggul Damarjati

Yogyakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut kurangnya pemahaman masyarakat akan bidang pekerjaan kritikal, esensial, dan non-esensial berdampak tingginya mobilitas selama masa PPKM darurat.

Hal itu disampaikannya kala meninjau operasi penyekatan perbatasan provinsi DIY dan Jawa Tengah di Pos Prambanan, Sleman, bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (8/7/2021). 

Baca Juga: Selama Masa PPKM, Mobilitas Warga Jogja Hanya Turun 15 Persen  

1. Timbulkan macet di Jakarta

Pemeriksaan di Pos Penyekatan Prambanan. IDN Times/Tunggul Damarjati

Listyo berujar, sebagian masyarakat masih belum bisa membedakan sektor kritikal, esensial, dan non-esensial. Dengan diberlakukannya operasi penyekatan selama PPKM darurat ini, mobilitas tetap tinggi dan kemacetan tak terelakkan.

"Memang beberapa waktu lalu terjadi kemacetan di beberapa wilayah di Jakarta, hari Senin. Sehingga kita harus mengecek langsung," kata Listyo di Pos Prambanan, Sleman, Kamis.

"Permasalahannya karena masyarakat belum paham mana yang dimaksud sektor kritikal dan esensial. Saya minta itu terus disosialisasikan," sambungnya.

2. Sleman lancar jaya

Pemeriksaan di Pos Penyekatan Prambanan. IDN Times/Tunggul Damarjati

Sementara berdasarkan hasil monitoringnya hari ini, Listyo menyebut tak ada kemacetan di pos penyekatan Prambanan yang didirikan untuk mengawasi wilayah perbatasan DIY-Jateng.

"Hari ini kami mengecek langsung kegiatan pos penyekatan di Prambanan untuk mengetahui proses pemeriksaan yang dilaksanakan di penyekatan. Dan alhamdulillah proses berjalan dengan baik," tuturnya.

Harapannya, masyarakat kini mulai memahami pembagian kategori bidang pekerjaan ini demi kelancaran PPKM darurat Jawa-Bali serta memutus rantai penularan COVID-19.

"Yang boleh bekerja adalah masyarakat yang ada dalam kelompok kritikal dan esensial. Di luar itu saya minta untuk istirahat di rumah," pungkasnya.

Berita Terkini Lainnya