TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

TKA Berdatangan ke Indonesia, Dosen UGM: Dampak UU Cipta Kerja 

Tak hanya TKA Tiongkok tapi juga dari India

Ilustrasi TKA Tiongkok (ANTARA/Nikolas Panama)

Sleman, IDN Times - Beberapa waktu terakhir, ratusan tenaga kerja asing (TKA) berdatangan ke Indonesia. Pada tanggal 8 Mei 2021 lalu, sebanyak 157 TKA masuk ke Indonesia. Kemudian 13 Mei 2021, ada 110 TKA dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia lewat Bandara Soekarno-Hatta.

Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Hempri Suyatna menyebut, masuknya ratusan tenaga kerja ke Indonesia ini merupakan dampak dari penerapan implementasi UU Cipta Kerja.

Baca Juga: Ada Penerbangan Wuhan-Soetta, Kemenhub: Charter Bawa TKA

1. Dampak implementasi UU Cipta Kerja di klaster ketenagakerjaan

Unsplash/rawpixel

Bukan hanya dari Tiongkok, TKA yang datang ini juga berasal dari India. Hempri menyebut, kedatangan TKA ini merupakan dampak implementasi UU Cipta Kerja di klaster ketenagakerjaan. 

“Tidak hanya TKA China akan tetapi ada juga TKA India. Ini merupakan dampak juga dari implementasi UU Cipta Kerja di klaster ketenagakerjaan di mana ada klausul terkait TKA tidak perlu menunggu izin tertulis Menaker, tetapi perusahaan pengguna TKA melaporkan rencana kedatangan TKA,” ungkapnya pada Selasa (18/5/2021).

2. Pemerintah harusnya prioritaskan buruh lokal

Sejumlah buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin (12/4/2021). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Hempri mengatakan, banyaknya TKA Tiongkok yang datang ini disebabkan banyaknya proyek investasi yang membutuhkan tenaga kerja dari negeri tirai bambu. Perekrutan TKA ini merupakan hak perusahaan pengguna.

Namun, seharusnya pemerintah lebih peka dan menunjukkan keberpihakan terhadap buruh-buruh lokal yang sudah menderita karena pandemik COVID-19 dan upah tahun kemarin juga tidak naik signifikan.

“Saya kira dalam konteks ini pemerintah lebih terbuka dan transparan misalnya mengapa harus TKA China. Jika peka dan mempunyai keberpihakan seharusnya tetap memprioritaskan buruh-buruh lokal,” katanya.

Baca Juga: Hotel di DIY Akan Jadi Lokasi Isolasi Pelaku Perjalanan Luar Negeri

Berita Terkini Lainnya