TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sleman Membara, Seluruh Kapanewon Jadi Zona Merah

Tapi di tingkat kalurahan masih banyak yang hijau

Peta epidemiologi Kabupaten Sleman. Dok: istimewa

Sleman, IDN Times - Seluruh Kapanewon di Kabupaten Sleman ditetapkan menjadi zona merah. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, kasus positif COVID-19 di Kabupaten Sleman memang mengalami lonjakan dari pertengahan November. Lonjakan tersebut diduga lantaran adanya liburan panjang pada akhir Oktober 2020 lalu.

"Memang kenyataannya tidak hanya Sleman, DIY juga jadi 10 provinsi yang jadi perhatian karena memang naik semua. Sleman termasuk yang kebagian positifnya naik melonjak beberapa hari terakhir, mulai melonjak pertengahan November sampai akhir November dan masih berlanjut sampai sekarang," ungkapnya pada Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Sleman Perpanjang Masa Darurat Gunung Merapi Hingga Tahun Baru

1. Meski semua kapanewon merah, banyak kelurahan yang masih zona hijau

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Joko, karena kasus COVID-19 memang merata di semua kapanewon, hal tersebut berimbas pada ditetapkannya semua kapanewon menjadi zona merah. Namun, ketika di-breakdown di tingkat kalurahan, masih banyak kalurahan yang berzona hijau. Seperti halnya di Cangkringan, dari 5 kalurahan yang ada, hanya 2 kalurahan yang memiliki kasus positif. Sedangkan yang 3 lainnya belum pernah ditemukan kasus positif.

"Karena merata di semua kapanewon, akhirnya semua kapanewon merah. Kalau di-breakdown ke tingkat kelurahan sebenarnya banyak yang masih hijau," terangnya.

2. Total ada 648 kasus aktif

Ilustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Joko memaparkan, saat ini di Kabupaten Sleman ada 648 kasus positif aktif. Dari jumlah tersebut, 175 di antaranya dirawat di RS, 65 di Asrama Haji Yogyakarta, 23 di Rusunawa Gemawang, serta sisanya melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Pasien tidak bergejala, 400 lebih sedikit. Yang gejala berat, presentasi hanya 1,3 persen, tapi kan itu membutuhkan fasilitas ICU COVID-19, tidak bisa sembarang ICU. Sehingga kapasitas ICU di Sleman atau DIY pada umumnya ya termasuk terbatas," katanya.

Baca Juga: Asrama Unisa Disiapkan Jadi Pesantren COVID-19 untuk Rawat OTG

Berita Terkini Lainnya