Radiologi Digital Inovasi Dosen UGM, Lebih Akurat Deteksi COVID-19
Akurasinya diklaim mencapai 95 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Bayu Suparta mengembangkan teknologi radiografi digital untuk mendeteksi COVID-19. Menurut Bayu, jika akurasi deteksi rapid test hanya 30 persen dan polymerase chain reaction (PCR) 75 persen, radiologi digital ini signifikansinya bisa sampai 95 persen.
"Alat radiografi digital bisa membuktikan terkena virus atau tidak jika dilihat dari struktur paru-parunya. Bila terkena virus corona maka paru-parunya menjadi rusak. Intinya lewat radiografi, signifikansinya sampai 95 persen,” ungkapnya pada Kamis (25/6).
Baca Juga: Dosen UGM Ciptakan Alat Pengukur Suhu Tubuh dengan Pemindai Wajah
1. Harga lebih terjangkau
Menurut Dosen Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM ini, meski teknologi radiologi tergolong lebih akurat dalam mendeteksi virus, namun tidak semua rumah sakit memiliki teknologi ini. Dari total 3000-an rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia, hanya rumah sakit tipe A yang mendapat bantuan alat ini dari pemerintah.
“Hanya rumah sakit tipe A diberi alat radiografi digital. Sedangkan yang lain tidak ada. Bisa diprediksi alat radiografi digital sangat sedikit sehingga menjadi motivasi besar saya sejak lama melakukan riset alat radiografi digital dengan harga bisa dijangkau,” katanya.
Bayu menjelaskan, dibandingkan dengan harga radiologi digital pada umumnya, radiologi besutannya memiliki harga yang lebih terjangkau.
"Impian saya, kita bangga dengan produk inovasi kita sendiri, bayangkan 9.000 puskesmas bisa memilikinya karena harganya terjangkau,” terangnya.
Baca Juga: Fisipol UGM Kembangkan Pasar Tradisional Sambilegi Berbasis Daring