Masa Pandemik, Okupansi Kos-kosan di Sleman Ikut Terdampak
Jumlah penghuni kos berkurang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Banyaknya mahasiswa yang pulang kampung serta kegiatan kuliah yang dilakukan secara daring membuat tingkat okupansi kos-kosan di Sleman mengalami penurunan. Selain banyaknya mahasiswa yang kembali ke kota masing-masing, penurunan okupansi ini juga karena pemilik maupun pengelola kos-kosan juga lebih selektif lagi dalam menerima penghuni baru.
Prita Tanaya, salah satu pengelola kos-kosan yang ada di Ngemplak, Sleman menjelaskan jika saat ini tingkat hunian kos tidak sampai 100 persen. Dari 13 kamar yang ada, saat ini ada 2 kamar yang kosong, dan jumlah tersebut juga akan berkurang di bulan berikutnya.
"Saat saya masuk, kamar cuma kosong satu. Setelah itu ada beberapa kali keluar masuk anak kos tapi masih 12 kamar terisi. Mulai bulan lalu ada 2 kemudian 3 kamar yang kosong. Nanti di akhir bulan ada 1 kamar lagi yang akan kosong," ungkapnya pada Senin (15/2/2021).
Baca Juga: Jelang Libur Tahun Baru Imlek, Okupansi Hotel di Sleman Stagnan
1. Cukup sulit mencari penghuni baru
Prita menjelaskan, di masa pandemik COVID-19 seperti saat ini cukup sulit untuk mencari penghuni baru. Selain jumlah mahasiswa yang di DIY berkurang, alasan karena kos yang dikelolanya merupakan eksklusif juga menjadi permasalahan. Padahal pihaknya juga telah berupaya menawarkan info kos-kosan ke media sosial.
"Cukup sulit, karena kami pakai embel eksklusif. (Strategi) Kami menggunakan medsos Instagram, dan Facebook. Kemarin di awal tahun owner sempat menaikkan harga. Tapi sekarang ini kembali diturunkan (dapat diskon) sementara," katanya.
Meskipun cukup sulit untuk mencari penghuni baru, sebagai langkah pencegahan penyebaran COVID-19 pihaknya telah meminta agar para calon penghuni baru bisa membawa surat keterangan dari klinik maupun puskesmas.
Baca Juga: Tak Ada Pemasukan, 50 Hotel dan Restoran di Yogyakarta Dijual