Korban Keraton Abal-abal Bertambah Banyak, Ini Analisa Guru Besar UGM
Jangan percaya hal yang instan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Guru Besar UGM, Prof Koentjoro menyebutkan ada beberapa hal yang melatarbelakangi berdirinya keraton abal-abal yang saat ini sedang marak.
Koentjoro menyebutkan raja keraton mengalamidelusi of granduer, yang bisa meyakinkan pengikutnya. Sedangkan pengikutnya mengalami post power sindrom yang ingin mendapatkan pengakuan.
Guru Besar UGM: Korban Keraton Abal-abal Kena Post Power Sindrom
Baca Juga: Korban Janji Manis Keraton Agung Sejagat, Hadi Relakan Tanahnya Dijual
1. Raja memiliki kekuatan meyakinkan massa
Koentjoro menerangkan jika dilihat dari sisi psikologi, raja memiliki delusi of granduer yang memiliki kemampuan untuk meyakinkan banyak orang, sehingga massa bisa mendengarkan dan mempercayai apa yang dia ucapkan.
"Saat seseorang berkumpul dalam kelompok dengan simbol dan keyakinan tertentu, muncul hipnose. Sehingga orang dengan mudah percaya apa yang dikemukakan. Contohnya Sunda Empire tidak rasionalitas tapi akhirnya mereka percaya," terangnya pada Selasa (21/1).
Baca Juga: Hadiri Kirab Keraton Agung Sejagat, Sudadi Beli Seragam Rp2 juta