TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keren! Siswa SMP di Sleman Bikin Ikat Pinggang Physical Distancing

Ikat pinggang itu memanfaatkan sensor ultrasonik

Ikat pinggang jaga jarak besutan siswa Mugadeta. Dok: istimewa

Sleman, IDN Times - Untuk membantu penerapan physical distancing atau jaga jarak, siswa SMP Muhammadiyah 3 Depok (Mugadeta) membuat ikat pinggang pintar yang diberi nama Phydis Belt. Ikat pinggang yang dibuat hanya dalam waktu 1 minggu ini mampu memberikan peringatan ketika ada seseorang yang mendekat dalam jarak tertentu.

Ary Gunawan, Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 3 Depok mengatakan, ikat pinggang ini sendiri dilengkapi dengan sebuah sensor ultrasonik, yang akan mengeluarkan suara ketika ada seseorang yang terlalu dekat.

"Jadi kalau ada orang mendekat ke kita, jarak 1-1,5 meter alat akan bunyi. Sesederhana itu prinsipnya," ungkapnya pada Rabu (7/10/2020).

Baca Juga: Hanya Butuh 80 Detik, Alat Besutan UGM Bisa Deteksi COVID-19 

1. Terinspirasi dari tongkat tunanetra

Ikat pinggang jaga jarak besutan siswa Mugadeta. Dok: istimewa

Ary menjelaskan, alat yang dibuat oleh siswa kelas 8 ini, Dimas Afif Ardian, terinspirasi dari sebuah tongkat tunanetra. Di dalam penggunaannya pun cukup nyaman dan mudah karena bisa dicas dan untuk suara bisa di-setting, disesuaikan dengan keinginan masing-masing.

"Bunyinya terserah kita, kita bisa pakai Bahasa Jawa, Bahasa Inggris. Kita menggunakan Google Voice, di mana kita ngetik di program komputer sesuai dengan keinginan kita. Semisal kita bisa tulis 'maaf silahkan jaga jarak," terangnya.

2. Habiskan dana sekitar Rp400 ribu

Ikat pinggang jaga jarak besutan siswa Mugadeta. Dok: istimewa

Menurut Ary, karena alat ini hanya dibuat 1 buah dan komponen didatangkan dari luar negeri, maka dana yang dibutuhkan terkesan masih mahal, sekitar 400 ribu. Namun, ketika alat ini dibuat secara massal, hanya membutuhkan dana sekitar 100 ribu.

"Karena kita harus ke digital printing juga untuk printing 3D, wadahnya dan sebagainya makanya jadi mahal. Tapi kalau dalam jumlah banyak 100 ribuan cukup," terangnya.

Baca Juga: EWS Buatan Peneliti UGM Bisa Deteksi Gempa Sejak 3 Hari Sebelumnya

Berita Terkini Lainnya