Guru Besar UIN Suka: Media Sosial Jadi Saluran Utama Penyebaran Hoaks
Keberadaan media sosial membuat jumlah hoaks semakin tinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Kehadiran media baru khususnya media sosial benar-benar telah mengubah berbagai relasi dan realisasi sosial. Saat ini, media baru berbasis internet menjadi konteks yang sangat menentukan penyebaran berbagai informasi hoaks.
Iswandi Syahputra, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga yang berlangsung pada Selasa (10/12), menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dari masa ke masa bisa menentukan jenis dan pola penyebaran hoaks.
Menurutnya, fenomena hoaks sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun dengan adanya media sosial menjadikan hoaks semakin mudah diproduksi oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja.
"Hoaks tidak lagi didistribusi oleh akhir tertentu melalui saluran tertentu dan untuk tujuan tertentu seperti pada kultur tradisional. Sehingga, berbagai tatanan dan relasi dan interaksi sosial mengalami perubahan karena distribusi dan konsumsi informasi juga mengalami berbagai perubahan," terangnya.
Baca Juga: Mahasiswa UNY Temukan Obat Luka dari Ekstrak Kopi Robusta
1. Media sosial menjadi saluran terbesar penyebaran hoaks
Iswandi menyebutkan, dari data yang dimiliki oleh Mastel (2019), sebanyak 87,5 persen hoaks di Indonesia disebar melalui media sosial. Hasil tersebut mengalami penurunan dari 92,4 persen pada survei tahun 2017.
Kendati demikian, media sosial tetap menjadi saluran yang paling besar dalam menyebarkan hoaks.
"Dalam konteks hoaks Indonesia, ini menunjukkan bahwa hoaks telah muncul menjadi wabah informasi pada era interaksi berbasis media sosial," terangnya.
Baca Juga: Seks Tanpa Nikah Halal, UIN Sunan Kalijaga: Banyak yang Salah Tafsir