Dosen UII Nilai Kartu Pra Kerja Tidak Efisien
Dana Kartu Pra Kerja baiknya untuk subsidi korban COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Program Kartu Pra Kerja dinilai kurang efisien. Penilaian itu diungkapkan Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Islam Indonesia (UII) Faaza Fakhrunnas mengungkapkan. Menurut Faaza, jika tujuan program Kartu Pra Kerja digunakan untuk mempersiapkan pekerja di sektor industri, hal tersebut tidak akan banyak membantu.
Baca Juga: Warganet Geram Bupati Klaten Manfaatkan COVID-19 untuk Kampanye
1. Tidak ada jaminan mendapatkan pekerjaan setelah pelatihan
Faaza mengungkapkan tidak ada jaminan seseorang yang telah mengikuti pelatihan dalam program Kartu Pra Kerja akan mendapatkan pekerjaan. Hal ini disebabkan pemerintah tidak melibatkan perusahaan yang dimungkinkan menjadi tempat kerja peserta pelatihan. Sehingga dimungkinkan tidak adanya link and match antara industri dan skill yang dilatih.
"Beberapa aspek yang patut menjadi perhatian adalah, apakah setelah mengikuti program pra kerja tersebut peserta diterima di perusahaan? Adakah link and match antara kebutuhkan industri dan skill yang dilatih? karena dalam hal ini pemerintah tidak melibatkan perusahaan yang dimungkinkan dapat menjadi tempat kerja peserta pelatihan," ungkapnya pada Selasa (28/4).
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Pra Kerja dengan Sistem Online, Susahkan Warga