Dosen UGM Nilai Reshuffle Kabinet Lebih ke Arah Restrukturisasi
Pergantian kabinet untuk kekompakan kinerja menteri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Presiden Joko Widodo resmi melakukan reshuffle kabinet pada Rabu (28/4/2021). Reshuffle kabinet yang dilakukan kali ini dinilai lebih diarahkan ke restrukturisasi organisasi kementerian dan lembaga negara.
Penilaian itu disampaikan Dosen Ilmu Komunikasi UGM sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad. Ia menilai pergantian kabinet kali ini berbeda dengan reshuffle yang dilakukan sebelumnya, yang lebih fokus mengganti sejumlah menteri.
"Reshuflle kali ini lebih menunjukkan sebagai reshuffle nomenklatur kementerian dan lembaga negara," ungkapnya pada Kamis (29/4/2021).
Baca Juga: Siswa SMP Mangunan Tulis Surat untuk Korban Bencana NTT
1. Tradisi reshuffle yang cenderung baru
Nyarwi menjelaskan tradisi reshuffle yang dilakukan saat ini cenderung baru dan memiliki nilai positif. Pasalnya, hal ini bisa digunakan untuk menjaga ritme dan kekompakan kinerja para menteri kabinet yang membantu Presiden Jokowi saat ini.
Reshuffle kali ini pun diharapkan bisa memaksimalkan capaian kinerja kementerian-kementerian yang membidangi sektor-sektor tertentu. Khususnya,kata Nyarwi, bidang investasi, pendidikan, riset dan teknologi agar lebih maksimal dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daya beli masyarakat di tengah pandemik COVID-19 seperti ini. Mengenai dipilihnya Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia hal tersebut menunjukkan adanya kepercayaan Presiden kepada keduanya yang semakin meningkat.
“Hal ini menunjukkan kepercayaan Presiden Jokowi pada Nadiem dan Bahlil makin meningkat,” katanya.