TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dongkrak Penjualan saat Pandemik,  Teknologi Digital Jadi Harapan    

Kebijakan larangan mudik berpengaruh ke omzet

Proses produksi GWF Craft. Dok: Istimewa

Sleman, IDN Times - Pandemik COVID-19 telah memukul perekonomian di banyak bidang, termasuk salah satunya di bidang kerajinan.

Sejumlah pengusaha kerajinan harus memutar otak agar usahanya tetap bertahan, salah satunya dengan memanfaatkan teknollogi. Pemilik Giowari Put ra Craft (GWP Craft), Stefanus Indri Sujatmiko, mengungkapkan sudah merasakan dampak sejak awal pandemik COVID-19. Bahkan, GWP Craft sempat tidak melakukan produksi 3 hingga 4 bulan lamanya lantaran cash flow usaha yang minus.

"Kita sempat tidak produksi selama 3 hingga 4 bulan soalnya cash flow usaha minus untuk bayar tenaga kerja keluar terus pemasukan mulai seret. Kemarin sempat lancar terus ada PSBB se-Jawa jadi seret lagi," ungkapnya pada Jumat (21/5/2021).

Baca Juga: Pesanan Rekal Kayu Batik Krebet Turun Drastis, Perajin Ganti Profesi 

1. Peniadaan mudik juga turut berpengaruh

Proses produksi GWF Craft. Dok: Istimewa

Pengusaha yang memanfaatkan bonggol jagung sebagai basis kerajinan ini mengatakan terhitung omzet yang ada minus 70-80 persen. Bahkan, Lebaran yang biasanya digunakan sebagai momen meraup banyak keuntungan pun menjadi sepi lantaran adanya kebijakan peniadaan mudik. Bukan hanya itu, pembatalan pesanan pun juga sangat banyak.

"Sangat besar penurunannya, daya beli masyarakat rendah, produk kita (craft) juga bukan kebutuhan pokok masyarakat," kata pengusaha yang berbasis di Sendangagung, Minggir, Sleman. 

2. E-commerce dan layanan digital lain jadi salah satu pilihan

Proses produksi GWF Craft. Dok: Istimewa

Indri menjelaskan salah satu langkah yang ditempuh untuk mengatasi keterpurukan penjualan ini adalah memanfaatkan teknologi digital. Dirinya pun meminta para karyawannya untuk membuat akun di e-commerce untuk mendongkrak penjualan. Selain itu, pihaknya juga meminta karyawannya untuk membuat design baru.

"Saya minta anak buah saya buka akun di e-commerce sama bikin design baru," terangnya.

Dia menjelaskan selain memanfaatkan berbagai layanan digital di e-commerce, pihaknya juga masih melakukan pemasaran produk secara offline. Seperti dititipkan di Gallery Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Smesco Indonesia dan di beberapa kota lainnya seperti Banjarmasin, dan Jombang.

3. Mulai manfaatkan teknologi digital sejak 2017 lalu

Proses produksi GWF Craft. Dok: Istimewa

Menurut Indri, teknologi digital ini sebenarnya tidak asing bagi GWP Craft, di mana pada tahun 2017 sudah mulai menggunakan berbagai layanan digital. Seperti layanan yang ada di beberapa e-commerce, media sosial serta di platform google.

"GWP berdiri 5 Januari 2016. Pemakaian digital sekitar tahun 2017, setelah banyak pembinaan dari dinas terkait seperti Disperindag kabupaten dan provinsi, Dinkop kabupaten dan provinsi dan lain-lain seperti banyak ikut event lomba harus berbasis industri 4.0," jelasnya.

Menurut Indri, jika dibandingkan dengan direct selling, penjualan secara digital memang masih kalah signifikan. Namun demikian, pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk juga turut berpengaruh terhadap produk.

"Ya ada pengaruh juga sih, tapi bagi saya kurang signifikan tetap direct selling yang signifikan," ujarnya.

Baca Juga: Perajin dan Pelaku Desa Wisata Bantul Curhat ke Sandiaga Uno

Berita Terkini Lainnya