Alat Pengolah Limbah Industri Batik Besutan Peneliti UGM
Agar air limbah yang dihasilkan memenuhi ambang baku normal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Untuk membantu perajin batik mengelola limbah batik, Dosen sekaligus Peneliti Departemen Kimia FMIPA Universitas Gadjah mada (UGM), Dr Roto mengembangkan alat pengolah limbah batik yang mampu membuat air limbah yang dihasilkan memenuhi ambang baku normal.
Alat yang dikembangkannya bersama dengan Dr Fean D Sarian peneliti dari Kochi University Technologi Jepang dan Dr Ahmad Kusumaatmaja Departemen Fisika FMIPA UGM ini mampu menghancurkan limbah zat warna, khususnya limbah industri batik kecil dan menengah.
Baca Juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Deteksi Dini Neuropati Perifer Diabetik
1. Selama ini pengolahan limbah masih manual
Roto menjelaskan, selama ini para pengrajin masih melakukan pengelolaan limbah secara manual seperti model penyulingan, filtrasi dengan pasir dan ijuk, dan dengan diendapkan di beberapa tahapan yang belum bisa menghasilkan air bening. Namun, dengan kehadiran alat ini menjadi solusi persoalan limbah batik dan mewujudkan lingkungan yang sehat.
“Pengolahan limbah batik selama ini yang dilakukan hanya menyaring padatan saja, sedangkan zat kimia dan zat warnanya tidak terproses masuk ke tanah dan kalau ini masuk ke sumur bisa membahayakan kesehatan masyarakat,” katanya.
Menurut Roto, alat besutannya mampu menghancurkan limbah zat warna, khususnya limbah industri batik kecil dan menengah. Proses penghancuran limbah dilakukan secara kimia yakni melalui metode elektrolisis.
“Dari proses tersebut menghasilkan air yang mendekati ambang baku normal yaitu kadar zat warna dari 100 miligram per liter menjadi kurang dari 0,1 miligram per liter,” jelasnya.