TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Dr. Sardjito, Rektor Pertama UGM dan Penemu Banyak Vaksin

Pemerintah anugerahkan gelar Pahlawan Nasional

Gambar Prof. Dr. M. Sardjito - Facebook.com/Forum Alumni UII Yogyakarta

Presiden Indonesia Joko Widodo secara resmi memberi gelar Pahlawan Nasional kepada keenam tokoh Indonesia pada hari Jumat (8/11). Prof. Dr. M. Sardjito, salah satu tokoh yang terkenal akan talentanya di bidang kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan tersebut. Siapakah sebenarnya Prof. Dr. M. Sardjito? Berikut profilnya yang dihimpun IDN Times.

Baca Juga: Sardjito dan Kahar Muzakir Jadi Pahlawan Tunjukkan Semangat Reformasi

1. Masa kecil Prof. Dr. M. Sardjito

Foto murid-murid STOVIA - Flickr/Markus Ziller

Di desa Purwodadi, Magetan, Jawa Timur pada 13 Agustus 1889, Sardjito lahir. Dia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Rakyat di tempatnya tinggal dan melanjutkan ke sekolah Belanda hingga selesai pada tahun 1907. Setelah selesai sekolah, Sardjito melanjutkan pendidikan tinggi di sekolah kedokteran STOVIA (School toot Opleiding voor Indische Artsen) hingga lulus di tahun 1915 dengan menjadi lulusan terbaik dan mendapat gelar dokter.  Di STOVIA, keinginan kuat Sardjito untuk lebih berkecimpung dalam dunia kesehatan dimulai.

2. Dedikasi di bidang kesehatan

Gedung RSUP Sardjito - sardjito.co.id

Setelah menamatkan pendidikan di STOVIA, Sardjito bekerja menjadi dokter di rumah sakit Jakarta selama 1 tahun dan melanjutkan pengabdiannya untuk dunia kesehatan dengan kembali menjadi dokter di Institur Pasteur Bandung. Di  tempat  itu, Sardjito melakukan penelitian penyakit influenza yang saat itu tengah menjadi penyakit yang meresahkan masyarakat Indonesia. Sardjito juga sudah meneruskan pendidikan kedokterannya ke universitas di kota Amsterdam hingga melakukan pelatihan hygiene di Amerika Serikat. 

Sardjito menemukan vaksin-vaksin penyakit tropis yang kala itu melanda Indonesia seperti vaksin kolera, disentri, hingga tifus. Selain itu, Sardjito juga menemukan obat penyakit batu ginjal dan penurun kolesterol. Sardjito menginginkan obatnya dijual murah agar banyak rakyat Indonesia yang terkena penyakit bisa diobati dengan obatnya.

Selain itu Sardjito juga menciptakan makanan khusus bagi tentara Indonesia berupa biskuit untuk dimakan saat perang.

Sardjito memiliki gagasan untuk mendirikan sebuah rumah sakit umum yang berdekatan dengan tempat pendidikan agar calon dokter dan dokter ahli lebih mudah mendapatkan pendidikan dan melakukan penelitian. Pada akhirnya untuk mengenang jasa-jasa beliau, rumah sakit di sebelah barat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyajarta diberi nama RSUP Prof. Dr. Sardjito.

 

Baca Juga: Sardjito dan Kahar Muzakkir Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Berita Terkini Lainnya