Lembaga Nirlaba Lakukan Penyemprotan Mandiri Disinfektan di DIY
Permintaan penyemprotan disinfektan terus bertambah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times – Tak hanya pemerintah daerah, sejumlah lembaga nirlaba juga bergerak melakukan penyemprotan disinfektan di tempat publik di wilayah DIY, sejak penularan Covid-19 merebak. Sejumlah relawan pun membuat cairan disinfektan sendiri mengingat jumlah permintaan penyemprotan cukup banyak.
“Kami bikin sendiri dari bahan karbol dicampur air,” kata Koordinator Aksi Disaster Emergency Response (DER) Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY, Haidar saat dihubungi IDN Times, Kamis, (26/3).
Takaran bahan cairan disinfektan tersebut berdasarkan standar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Perbandingannya adalah setiap 1 liter atau 1.000 mililiter (ml) air dicampur 30 ml karbol. Sudah ratusan liter cairan disinfektan yang mereka buat untuk aksinya.
Seperti penyemprotan yang dilakukan pada 26 Maret 2020 yang dilakukan 8 tim relawan, ACT bekerja sama dengan 14 personel Komando Korem 072/Pamungkas. Penyemprotan yang dilakukan dari Markas Korem hingga titik nol kilometer dan Taman Pintar menghabiskan 460 liter cairan disinfektan.
“Dari kami 84 liter dan dari Korem disediakan 376 liter,” kata Haidar.
Baca Juga: Kondisi Bayi Berumur 4 Bulan Positif COVID-19 Terus Membaik
1. Tempat-tempat transit menjadi area rentan penularan
Penyemprotan cairan disinfektan dilakukan di area yang paling sering dikunjungi masyarakat dan wisatawan yang datang berkunjung ke Yogyakarta. Pusat keramaian, tempat publik, dan perumahan atau perkampungan penduduk menjadi target penyemprotan cairan disinfektan. Mengingat tempat-tempat tersebut merupakan tempat berkumpulnya masyarakat sehingga potensial terjadi penularan.
“Penyemprotan disinfektan di tempat umum dan ramai menjadi upaya menekan jumlah kasus corona di DIY,” kata Haidar.
Begitu pula penyemprotan di SPBU yang sering menjadi tempat transit orang-orang yang bepergian. Termasuk di musala SPBU maupun bandara, yang juga digunakan untuk tempat beristirahat. Selain dilakukan penyemprotan di tempat-tempat rentan penularan itu, juga dilakukan pembagian ratusan hand sanitizer pada 22 Maret 2020 lalu.
“Kami tak pernah tahu seseorang yang datang ke sana berasal dari daerah mana saja. Harapannya sesampai di Yogyakarta tidak bawa virus corona tersebut,” papar Haidar.
Baca Juga: Upacara Labuhan Merapi Tetap Digelar Tanpa Kehadiran Banyak Orang