TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hati-Hati Kemajuan Teknologi Picu Myopia Booming

Gawai jadi salah satu pemicu progresivitas myopia

aucklandeye.co.nz

Sleman, IDN Times – Kemajuan teknologi yang banyak diakses anak-anak dengan media mata berakibat jumlah anak penderita kelainan refraksi mata berupa rabun jauh atau myopia terus meningkat (myopia booming).

Menurut dokter spesialis mata Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito, Profesor Suhardjo, rabun jauh berpotensi memicu risiko penyakit kelainan mata lainnya, seperti glaukoma, katarak, dan kelainan retina, seperti retina yang menipis sehingga mudah robek. Ketiga kelainan mata tersebut berpotensi menyebabkan kebutaan jika tidak dicegah dan diatasi sejak dini.  

“Risiko terbesar pada rabun jauh yang minusnya di atas enam,” kata Suhardjo dalam temu media menjelang peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2019 di Ruang Administrasi Gedung Bulat RSUP Sardjito di Sleman, Rabu, 9 Oktober 2019.

Baca Juga: Hari Penglihatan Sedunia, Yuk Ketahui Seputar Penyakit Kebutaan Mata!

1. Penelitian 1998, mata minus anak desa nol

www.pixabay.com

Sejak 1998, Suhardjo telah melakukan riset peningkatan jumlah penderita myopia pada anak. Riset saat itu dilakukan terhadap anak-anak kelas VI sekolah dasar di pedesaan dan di perkotaan.

Hasilnya, 10 persen anak di perkotaan yang menjadi responden diketahui menderita myopia. Sedangkan anak-anak yang menjadi responden dari pedesaan tidak mengalami rabun jauh.

“Anak desa minusnya nol,” kata Suhardjo.

Analisanya, mata minus pada anak perkotaan dipicu kebiasaan mereka yang diharuskan selalu belajar sepulang sekolah. Sedangkan anak-anak di pedesaan lebih banyak menggunakan waktu selepas sekolah untuk bermain di ruang terbuka.

Dua puluh tahun kemudian, hasil riset Suhardjo berubah. Jumlah mata minus anak perkotaan naik 10 persen dan anak pedesaan naik lima persen.

“Ini pengaruh listrik masuk pedesaan,” kata Suhardjo.

Kehadiran listrik membuat orang berperilaku konsumtif terhadap barang-barang elektronik. Sebut saja, televisi atau pun aneka gawai.

2. Penderita rabun jauh bisa naik dua kali lipat pada 2050

https://www.google.com/search?q=dampak+gadget+bagi+anak&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi3t5Wwwc3jAhUMwI8KHe-gD_IQ_AUIESgB&biw=1366&bih=657#imgrc=OtvzcEP6DuGFsM:

Sedangkan berdasarkan data yang dimiliki dokter spesialis mata RSUP Sardjito, Firman Setya Wardhana, jumlah penderita rabun jauh atau myopia di dunia pada 2050 diperkirakan akan meningkat dua kali lipat.

“Banyak ditemukan di negara-negara maju,” kata Firman.

Penggunaan gawai secara terus menerus menjadi salah satu faktor yang memicu peningkatan penderita rabun jauh.

“Dan fenomena perubahan lingkungan ini dialami masyarakat dunia,” kata Firman.

Dia mencontohkan sebelum ada gawai, orang terbiasa berkegiatan di ruang terbuka, melihat jarak jauh. Dan saat ini, orang lebih suka berada di dalam ruangan untuk bermain game atau mengakses gawai.

“Penggunaan komputer terus-menerus membuat minus mata naik 1,5,” kata Suhardjo.

Selain juga karena faktor bakat atau keturunan dari orang tuanya yang menderita rabun jauh.

Baca Juga: 8 Tips Sederhana Menjaga Kesehatan Mata

Berita Terkini Lainnya