TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jogja Art Weeks 2020 Jawab Kegelisahan Seniman Muda untuk Berkarya

Para seniman muda kesulitan pameran di tengah pandemi

Aziz Subiantoro dan karyanya di Jogja Art Week 2020. IDN Times/Paulus Risang

Yogyakarta, IDN Times - Pameran Jogja Art Weeks (JAW) 2020 resmi digelar sejak 4 November 2020 lalu. Pada Jumat (6/11/2020), Gaia Cosmo Hotel kebagian membuka pameran karya seni bertajuk JAW 2020: Special Project dari sejumlah perupa muda berbakat di Yogyakarta.

Kali ini, ada dua seniman muda yang karyanya dipamerkan di Gaia Cosmo Hotel, yaitu Muhammad Aziz Subiantoro dan Alligator Project. Bagi mereka, JAW menjadi obat kangen untuk kembali berpameran di masa pandemik COVID-19.

“JAW ini adalah peluang yang bagus untuk mengangkat seniman-seniman muda, khususnya di masa pandemi ini. Saya rasa ini menjadi trigger untuk event-event serupa agar ekosistem seni tetap berjalan,” kata Aziz dalam acara Opening JAW 2020 di Gaia Cosmo, Kota Yogyakarta, Jumat.

Baca Juga: ARTJOG 2020 Dibuka, Sultan: Kreativitas Seni Tak Ada Matinya

1. JAW menjawab harapan perupa muda untuk menampilkan karyanya

Karya dari Alligator Project di JAW 2020. IDN Times/Paulus Risang

Aziz mengaku tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memamerkan karyanya ketika event JAW 2020 dibuka. Baginya, JAW menjadi kesempatan untuk bereksperimen dalam mengekspresikan suara keresahan orang-orang di masa pandemik ini. 

“Di masa pandemi ini banyak kegelisahan dan keresahan yang terpendam dalam diri kita. Ada sesuatu yang gak bisa keluar karena kita diisolasi. Akhirnya saya mendengarkan cerita orang, ngobrol, lalu inspirasi itu datang,” terangnya.

Senada dengan Aziz, Aldo dari Alligator Project juga mengungkapkan kegelisahannya sebagai seniman untuk memamerkan karya-karya dari kelompoknya. Karena pandemik, mereka kebingungan untuk pameran di mana. JAW pun menjadi ajang penjajakan bagi mereka untuk kembali terjun ke pameran.

2. Pameran di hotel jadi tantangan tersendiri

Aldo, perwakilan Alligator Project. IDN Times/Paulus Risang

Aldo juga menyambut baik diadakannya pameran di ruang publik seperti hotel. Menurut dia, ini bisa menjadi ruang alternatif bagi perupa muda. 

“Kendalanya, tidak semua hotel support sebagai tempat pameran,” katanya.

Aziz turut menimpali, hal tersebut menjadi tantangan baginya untuk men-display karyanya ke publik dengan keterbatasan ruang. 

3. Adanya pameran jadi penyemangat untuk terus berkarya

IDN Times/Paulus Risang

Bagi Aldo, JAW adalah angin segar bagi perupa muda untuk kembali memamerkan karya di tengah keterbatasan. Dengan adanya event seperti JAW, ia meyakini akan ada event serupa ke depannya, sehingga harapannya perupa muda tetap semangat untuk terus berkarya.

“Kita udah bisa pameran, Bro, jadi garap karya aja terus. Kemungkinan ke depannya bakal ada banyak event-event yang diadakan untuk seni rupa,” pesan Aldo.

Sementara, Aziz mengatakan ada kepuasan tersendiri ketika bisa berpameran secara langsung, yang tidak didapatkan dari pameran secara daring. 

"Kita bisa berinteraksi, men-delivery karya langsung ke audiens. Audiens juga bisa melilhat karya secara langsung, tekniknya, warna, dan lain sebagainya. Pengalaman itu tidak bisa didapatkan secara online," papar mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) tersebut. 

Baca Juga: 10 Potret ArtJog 2020 yang Estetik Banget, Memanjakan Mata dan Jiwa

Berita Terkini Lainnya