Ada Penari Tepas Kridhamardawa di Balik Flash Mob Malioboro
Tepas Kridhamardawa merupakan Departemen Seni Budaya Kraton
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times- Sebanyak 16 penari Departemen Seni dan Budaya atau Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhamardawa Kraton Yogyakarta menggelar flash mob di kawasan Malioboro, Selasa (18/6) sore. Saat pemberlakuan Malioboro bebas kendaraan bermotor, mereka menggelar pertunjukkan tarian klasik yang lain dari biasanya.
Alih-alih menggunakan kain atau aksesoris khas, para penari tersebut justru memakai busana kasual seperti kaus atau celana panjang. Format atau kemasan pertunjukkan tari yang ditampilkan pun jauh dari kata tradisional. Sore itu, mereka justru membawakan flash mob dengan gerak tari klasik Yogyakarta di tengah Jalan Malioboro dan pedestrian sebelah utara Gedung Agung.
“Kami senang karena baru kali ini Kraton Yogyakarta mengadakan acara dengan kemasan flash mob. Biasanya menari dengan aturan baku tapi kalau ini kan ada unsur street art-nya,” ujar Sri Wigihardo sutradara flash mob tari klasik Yogyakarta yang diadakan di Malioboro.
Baca Juga: Diluar Dugaan Animo Masyarakat Tinggi Datang ke Malioboro Bebas Ranmor
Baca Juga: Kraton Jogja: Istana & Objek Wisata yang Penuh Nilai Historis
1. Alasan ide flash mob muncul
Sri Wigihardo saat dihubungi IDN Times, menjelaskan bahwa ide untuk melakukan flash mob muncul karena didorong rasa ingin memperkenalkan tari klasik ke publik.
“Flash mob itu format tari yang sifatnya kekinian. Hal ini lantas kami pakai sebagai cara untuk memperkenalkan ke khalayak luas soal tari klasik Yogyakarta,” katanya.
Baca Juga: Mengapa Uji Coba Malioboro Bebas Motor Rugikan Pengusaha?