TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

SPI Bantul Dorong Petani Manfaatkan Pupuk Organik

Setiap padukuhan perlu ada tempat pengolahan kompos

ilustrasi petani menanam padi di area persawahan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Bantul, IDN Times - ‎Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Bantul mengaku prihatin dengan penggunaan pupuk kimia yang masih masif dilakukan oleh petani.

Meski bertujuan menggenjot produktivitas, namun pupuk kimia menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Selain itu, produk pertanian yang menggunakan pupuk kimia mengancam kesehatan manusia.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Petani Bawang Merah di Bantul Rugi Ratusan Juta Rupiah

1. Petani ingin hasil instan sehingga menggunakan pupuk kimia‎

Ketua DPC SPI Bantul, Sumantara. (IDN Times/Daruwaskita)

Ketua DPC SPI Bantul, Sumantara, mengatakan saat ini kesadaran petani untuk menggunakan pupuk organik masih sangat minim. Petani masih menginginkan sesuatu yang lebih instan dengan menggunakan pupuk kimia.

"Padahal saat ini pupuk bersubsidi juga sulit diakses oleh petani sementara pupuk non subsidi harga sudah selangit," katanya usai penyerahan bantuan beras semi organik kepada keluarga miskin di Kalurahan Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, kerja sama dengan DPC Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Bantul, Kamis (11/8/2022).

2. Dorong pembangunan tempat pengolahan kompos di setiap padukuhan‎

Bantuan beras semiorganik ke KK miskin. (IDN Times/Daruwaskita)

Sumantara mengatakan, sampah organik di sekitar rumah bisa diolah menjadi kompos yang ramah lingkungan. Di sisi lain masyarakat yang memiliki ternak bisa memanfaatkan pupuk kandang untuk tanaman pertanian.

"Ketika sampah masyarakat di padukuhan diolah menjadi kompos di tempat pengolahan sampah yang ada di tingkat padukuhan, akan sangat mengurangi biaya selama menanam tanaman pertanian mulai dari padi, jagung, kedelai, kacang hingga tanaman sayuran," ungkapnya.

Dari 933 padukuhan di Bantul, lanjut dia, jika setiap padukuhan memiliki tempat pengolahan sampah menjadi kompos, maka kebutuhan pupuk bisa dipenuhi oleh masyarakat sendiri. Hasil atau produk pertanian yang dipanen ketika dikonsumsi juga aman dan sehat. Sedangkan tanah tetap terjaga kesuburannya.

"Tapi memang butuh suatu tekad dan semangat bersama dan tidak bisa sendiri-sendiri. Memang sulit untuk menanam tanaman organik karena masih mengandalkan irigasi yang terkadang sudah tercemar bahan atau pupuk kimia dari lahan lainnya yang masih menggunakan pupuk kimia," terang Sumantara.

"Saya berharap pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk memproduksi kompos dari sampah yang ada di lingkungan masyarakat," imbuhnya.

Baca Juga: Kebijakan Subsidi Pupuk Sudahkah Tepat Sasaran?

Verified Writer

Hironymus Daruwaskita

Main sambil kerja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya