Modal Nekat, Palem Craft Raup Triliunan Rupiah Tiap Bulan

Manfaatkan bahan ramah lingkungan yang jarang dilirik

Yogyakarta, IDN Times - Modal nekat memanfaatkan bahan baku yang jarang dilirik, Deddy Effendi pemilik Palem Craft mengantongi omzet Rp1,5 triliun per bulan dari penjualan dekorasi rumah. Desain eksklusif dengan kualitas premium, berbagai dekorasi rumah yang dibuat berhasil merambah pasar internasional.

Merintis bisnis dari tahun 2003, Deddy mulai melirik bahan mulai dari serat batang pisang, rumput rayung, bambu, ranting kayu, biji mahoni hingga kulit kerang, untuk disulap menjadi berbagai dekorasi seperti cermin, lampu, guci, dan yang lainnya. Selain eksklusif dan premium, produk yang ada juga dibuat ramah lingkungan.

1. Rambah pasar internasional

Modal Nekat, Palem Craft Raup Triliunan Rupiah Tiap BulanPembuatan produk di Palem Craft. (Dok. Istimewa)

Berbagai produk yang dibuat Deddy didesainnya sendiri. Produk-produk yang dijual dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah tersebut juga telah merambah pasar internasional. Pasar Eropa seperti Spanyol, Prancis, Belanda, Belgia telah dijangkaunya. Bahkan juga merambah ke Amerika, Korea dan Yunani.

Pasar terbesar ekspor bisa mencapai 5 kontainer per bulannya yang tersebar di Eropa, Amerika, Korea dan yang terakhir di Yunani. "Untuk Indonesia sendiri kami secara rutin kirim ke hotel dan resort yang ada di Bali," ujar Deddy.

Menurutnya, banyaknya konsumen internasional yang membeli produknya karena  mereka merasa produk Pakem Craft memiliki keunikan dan memenuhi green product atau pembuatan secara alami tidak menggunakan bahan kimia. Dari berbagai pengalamannya, ia terus mengembangkan bisnis dan permintaan pun terus meningkat.

2. Puluhan karyawan dan 1000 karyawan lepas

Modal Nekat, Palem Craft Raup Triliunan Rupiah Tiap BulanPembuatan produk di Palem Craft. (Dok. Istimewa)

Perkembangan bisnisnya membuat Deddy memiliki 70 karyawan di workshop dan 1.000 karyawan lepas di Kota Jogja, Bantul, dan Kulon Progo. "Tenaga pekerja kami,  yang ada di workshop juga diajarkan untuk mereka menjadi entrepreneur. Jadi mereka membuka lapangan kerja di tetangganya dari 50 orang bisa memiliki pegawai 2-5 orang di rumah," ujarnya.

Deddy berharap, banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta menjadikan peluang para pelaku industri untuk menciptakan suatu produk yang disukai para wisatawan. Selain itu, Deddy juga berharap untuk terus melakukan inovasi agar produk buatannya tidak ketinggalan zaman.

Semua produk Palem Craft ini bisa didapatkan di gerai Palem Craft yang berada di Toko Batik Jogja Kembali di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 8, Gondomanan Kota Yogyakarta. Wisatawan dapat memilih dan membawa pulang aneka  produk hiasan dekorasi yang unik, menarik dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Bathtub asal Bantul Melanglang Buana Sampai ke Eropa

3. Proses pembuatan produk

Modal Nekat, Palem Craft Raup Triliunan Rupiah Tiap BulanPembuatan produk di Palem Craft. (Dok. Istimewa)

Deddy juga membagikan bagaimana pembuatan produk di tempatnya. Dalam proses pembuatannya Deddy menggunakan teknik pres. Di mana cara pembuatannya yang khusus melalui uji bahan yang khusus dengan memilih pelepah pisang yang kuat sehingga saat dipres tidak gampang putus seratnya.

Lalu setelah dipres, serat pelepah pisang bisa digunakan berbagai macam anyaman diantaranya dijadikan kepang lalu dibuat melingkar sebagai hiasan cermin lampu hias. Selanjutnya setelah dianyam lalu proses perekatan dan pemotongan agar produk yang dihasilkan rapi dan estetik.

Jika sudah melalui itu semua, maka cermin atau lampu diberikan cat alami khusus dari Palem Craft dan finishing produk diberikan sentuhan air atau dicuci agar bersih dan terakhir dikeringkan. "Kami menggunakan bahan baku utama serat dari pelepah pisang dan limbahnya tidak mengganggu. Tidak dipakai pun bisa rusak sendiri. Untuk finishing campuran air tidak membahayakan lingkungan pastinya," ujarnya.

Bahan baku yang digunakan tidak banyak ditemui di Kota Yogyakarta. Oleh karenanya, Deddy bekerja sama dengan para petani di seluruh Indonesia untuk memenuhi bahan baku yang diperlukan.

"Di Kota Yogyakarta sendiri keberadaan bahan baku tidak banyak. Kami bekerja sama dengan petani di Indonesia untuk stok bahan baku yang digunakan. Selain itu, kita menggunakan biji mahoni. Jika dipotong motif batiknya luar biasa," katanya.

Tak hanya itu, Deddy juga memanfaatkan kulit kerang yang dijadikan lampu hias yang menambah keunikan produknya.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya