Pola Hidup Jadi Pemicu Obesitas pada Anak, Peran Orangtua Penting

Pemerintah tak bisa mengontrol konsumsi gula dan minyak

Yogyakarta, IDN Times - Masalah obesitas masih menjadi tantangan di Indonesia, bahkan dunia. Pola hidup yang tidak baik menjadi penyebab utama kasus obesitas, termasuk pada anak-anak.

Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Toto Sudargo, menyebut tren peningkatan obesitas tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi seluruh dunia. Obesitas terjadi pada balita, remaja, dewasa, hingga orang tua.

"Kenapa bisa naik? Kalau dikaitkan pola makan konsumsi karbohidrat dan pola konsumsi, lemak, gula, yang relatif tinggi dibanding sayur dan buah," ungkap Toto, Jumat (14/7/2023).

1. Makanan tidak sehat serta kurang aktivitas menjadi pemicunya

Pola Hidup Jadi Pemicu Obesitas pada Anak, Peran Orangtua PentingDosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Toto Sudargo. (Dok. Istimewa)

Ahli Gizi UGM itu menyebut di era saat ini sangat mudah mendapat bahan pangan yang tinggi energi, karbohidrat, lemak, dan gula. Kemudahan mendapatkan makanan tersebut, sayangnya tidak diimbangi dengan aktivitas fisik. Kekhawatiran berlebih orangtua pada anak yang melakukan aktivitas di luar rumah, secara tidak langsung menjadi pendorong obesitas.

"Orang tua khawatir anak kena ini, kena itu. Jadi anak cuma di rumah, main gim. Kalau lapar cari makan yang ada, paling mudah praktis karbohidrat, apa itu roti, gorengan, dan celakanya konsumsi makanan digoreng tinggi sekali. Itu makanan snack kecil yang digoreng karbohidratnya atau kalori energi sangat tinggi sekali. Itu yang menyebabkan obesitas pada anak maupun remaja," kata Toto.

Toto menyebut maraknya makanan cepat saji yang gurih, manis dan berlemak memicu obesitas. Terlebih tidak diimbangi olahraga, maupun kegiatan di luar. "Tidak ada kan anak ketika makan cepat saji itu pecel, gak ada. Pasti semuanya digoreng tepung berlemak tinggi, atau yang manis sekali," ujarnya.

2. Pemerintah terbatas dalam mengontrol

Pola Hidup Jadi Pemicu Obesitas pada Anak, Peran Orangtua Pentingilustrasi obesitas (pixabay.com/joenomias)

Diungkapkan Toto, regulasi untuk mendukung pola hidup masyarakat sehat sudah dilakukan dengan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Seperti fasilitasi kegiatan aktivitas di ruang publik, Car Free Day (CFD) sudah dilakukan pemerintah. Hanya saja untuk regulasi lainnya, pemerintah tidak bisa berbuat banyak. Seperti untuk mengurangi penggunaan minyak dan  gula berlebihan.

"Tidak bisa mengontrol warung kaki lima, street food. Itu hak masyarakat juga untuk berjualan. Itu terjadi tidak hanya di Indonesia, Malaysia, negara lain juga," ungkapnya.

Sehingga yang harus berperan aktif untuk mencegah obesitas ini adalah keluarga. Orangtua harus bisa menjadi contoh yang baik dalam pola makan, atau pola hidup.

"Kemudian jika ada seminar itu, jangan orang yang obesitas jadi narasumbernya, yang ngeles dengan kata jangan contoh saya dan sebagainya. Harusnya orang yang benar melakukan pola hidup baik, sehingga jadi panutan, contoh yang baik," ungkapnya.

Baca Juga: Salah Asuh Anak Jadi Faktor Penyebab Stunting di Jogja 

3. Penanganan jika terlanjur obesitas

Pola Hidup Jadi Pemicu Obesitas pada Anak, Peran Orangtua Pentingilustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Toto menyarankan bagi anak yang sudah terlanjur obesitas, agar orangtua juga tidak serta merta menghentikan anak-anak makan. "Penurunan obesitas dilakukan bertahap, tidak tiba-tiba," tegasnya.

Dia mengatakan anak-anak yang suka ngemil itu biarkan saja. Hanya saja porsinya dikurangi secara bertahap. Serta secara perlahan diarahkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat.

"Harus ada contoh juga mereka yang menerapkan pola hidup sehat, karena mereka bisa terinspirasi dari situ," ujar dia.

Baca Juga: Fajri, Pria Obesitas dengan Berat 300 Kg Meninggal Dunia

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya