TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Muhammadiyah Minta Warganya Tak Terpancing Cuitan Peneliti BRIN    

Minta warga Muhammadiyah tidak mengambil langkah sendiri

Logo Muhammadiyah. (muhammadiyah.or.id)

Yogyakarta, IDN Times - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad mengimbau agar warga Muhammadiyah tetap bijak, dan dewasa menyikapi cuitan dugaan oknum peneliti astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berisi kemarahan terhadap warga Muhammadiyah di media sosial. 

“Kami mengimbau agar warga tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan Idul Fitri 1444 H,” tutur Dadang Kahmad pada Senin (24/4/2023).

1. Banyak pengalaman dilalui Muhammadiyah

Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad (Dok. Muhammadiyah)

Dadang menambahkan, Muhammadiyah sudah kenyang pengalaman diperlakukan negatif atau buruk sepanjang perjalanan sejarahnya hingga kini. “Dulu ketika Kyai Ahmad Dahlan memelopori arah kiblat yang benar secara syariat dan ilmu disikapi serupa, dituding kafir dan dirobohkan masjid yang dibangunnya di Kauman. Kini perangai serupa tertuju ke Muhammadiyah oleh orang-orang yang boleh jadi berilmu, mungkin karena merasa benar sendiri atau memang bersikap kerdil yang tentu tak sejalan dengan khazanah dunia ilmu dan akhlak Islam,” jelas Dadang.

Dadang mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan keislaman Muhammadiyah agar kedepankan akal sehat, sikap ilmiah yang objektif, dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu.

Baca Juga: 10 Ribu Jemaah Salat Idul Fitri di Alun-Alun Selatan Keraton Jogja  

Baca Juga: 4 Hal Penting Perlu Diketahui Penumpang Kereta Api, Hati-hati! 

2. Muhammadiyah menyikapinya secara elegan

Suasana salat Idul Fitri 1444 Hijriah Muhammadiyah Cabang Rawalumbu, Kota Bekasi yang digelar di halaman Trisakti Management School. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Muhammadiyah menurut Dadang tetap elegan dalam menyikapi sikap atau pernyataan negatif seputar perbedaan Idul Fitri.

"Seperti peribahasa Kuman di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak atau pepatah lain Tiba di mulut dimuntahkan, Sampai di perut dikempiskan", imbuh Dadang.

Baca Juga: 5.344 Jemaah Ikuti Salat Idul Fitri di Gumuk Pasir Bantul

Berita Terkini Lainnya