TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Bisnis Vape Lokal Rambah Pasar Ekspor hingga Korea

Steam Queen berencana ekspansi hingga Rusia

Stand Steam Queen di acara INVEX INTERNATIONAL, di Jogja Expo Center, Sabtu (18/2/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Vape telah menjadi bagian gaya hidup masyarakat. Tren bisnis vape pun dinilai menjanjikan. Bahkan beberapa pengusaha bisa merambah pasar internasional.

Salah satu brand vape yang telah melakukan ekspansi ke luar negeri yaitu Steam Queen. Beberapa negara seperti Malaysia, Australia hingga Korea telah dijangkaunya.

"Coming soon ada China dan Rusia," ujar Chief Marketing Officer Steam Queen, Aga Putra Ananta, ditemui dalam gelaran INVEX INTERNATIONAL, di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (18/2/2023).

Baca Juga: Mulai Besok, Vape Expo Digelar di Jogja Expo Center (JEC)  

1. Pasar luar dan dalam negeri

Stand Steam Queen di acara INVEX INTERNATIONAL, di Jogja Expo Center, Sabtu (18/2/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Aga mengatakan pasar luar negeri cukup menjanjikan. Terlebih negara seperti Malaysia cukup menjanjikan.

"Malaysia stabil, hampir gak pernah putus itu kami kirim ke sana. Kamu berupaya masuk ke negara lain juga," ujar Aga.

Dia menyebut pasar di dalam negeri juga cukup menjanjikan. Beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya menjadi pasar utama.

"Untuk Yogyakarta juga kuat, tapi ukuran pasar memang kecil. Mereka lebih ke loyal. Makanya kalau acara INVEX wajib ikut," kata Aga.

2. Peluang dan tantangan bisnis

INVEX INTERNATIONAL, di Jogja Expo Center, Sabtu (18/2/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Dia menceritakan dalam gelaran INVEX INTERNATIONAL, pihaknya juga mampu menjual cukup banyak produk. Dia mengatakan dalam 7 jam pertama, hampir 1.000 produk sudah terjual. Ia mengatakan pasar memang menjanjikan, dia menilai kebijakan pemerintah saat ini juga mendukung pelaku usaha.

Meski berbagai peluang terbuka, namun, Aga tidak menampik ada tantangan yang dihadapi pelaku usaha.

"Tantangan produk ilegal tanpa cukai. Tidak tahu bahan yang digunakan mereka benar aman atau tidak. Kemudian juga tidak bayar pajak. Cukup banyak itu yang ilegal," tutur Aga.

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Kembali Gelar Labuhan di Pantai Parangkusumo

Berita Terkini Lainnya