Hoaks, Politik Uang dan SARA Bisa Ganggu Pilkada DIY
Tahun 2020, Sleman, Bantul dan Gunungkidul Gelar Pilkada
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Yogyakarta, IDN Times- Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengingatkan tiga potensi besar kerawanan politik pada Pilkada 2020. Yaitu Politisasi SARA, penyebaran hoaks dan politik uang.
Eko Suwanto di Kepatihan Senin (25/11) mengatakan sinergi lintas sektor, diperlukan untuk mengantisipasi berbagai kerawanan politik yang dapat terjadi.
"Untuk meminimalkannya dapat bersinergi dengan berbagai kalangan untuk melakukan literasi digital, sosialisasi pemilu damai, tidak ada politisasi SARA, hoaks maupun politik uang yang berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat," ujar Eko.
Baca Juga: Tarik Perhatian Pemilih, KPU Pilih Burung Puter Maskot Pilkada Bantul
1. Pola sosialisasi harus diubah
Untuk mencegah terjadinya hoaks, pola sosialisasi yang dilakukan harus diubah selain proses tatap muka, KPUD harus melakukan sosialisasi lebih kreatif kepada millennial.
"Generasi millennial kan dekat dengan gawai, media sosial, jadi sekaligus bisa menjadi penyebar informasi sehingga informasi yang benar tersebar lebih masif. Mereka kan sebagai influencer," ujar Eko.
Selain sosialisasi tetap muka, Eko mengusulkan untuk membuat beberapa pendekatan yang berbeda. Misalnya dengan film, komik, dan desain yang segar.
"Pendekatannya juga harus diubah, misalnya buat film atau sosialisasi di tempat anak muda nongkrong di kafe kopi misalnya."
Baca Juga: Bakal Calon Bupati Independen Pilkada Bantul Mulai Menggalang Dukungan