TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

DamoGo, Aplikasi Bantu Kurangi Limbah Pangan Indonesia

Indonesia negara urutan kedua penyumbang limbah makan 

Aplikasi DamoGo (instagram.com/damogo_id)

Indonesia menjadi negara di urutan kedua penyumbang limbah makanan terbanyak di dunia, setelah Arab Saudi. Dalam satu tahun terdapat 1,3 ton makanan yang dibuang. Angka tersebut menandakan per orang menyumbang 300 kilogram sampah pangan yang terbuang. Tentunya kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat masih banyak orang kesulitan mendapatkan makanan dengan layak.

Untuk mengatasi masalah itu, aplikasi DamoGo dikembangkan. Aplikasi itu menjadi perantara antara pemasok bahan makanan dan pengusaha F&B, sekaligus menjadi solusi mengurangi limbah pangan. Nah mau tahu bagaimana cara kerja dan apa tujuan DamoGo ? Yuk, simak penjelasannya!

Baca Juga: Manfaatkan Limbah Sampah, Mahasiwa UGM Sulap Plastik Jadi Speaker    

1. Menciptakan usaha yang berkelanjutan

aplikasi DamoGo (instagram.com/damogo_id)

Pengusaha Food and Baverages, Hartono Moe, dalam webinar bertajuk ‘Create Taste, Not Waste’ yang digelar aplikasi DamoGo pada Jumat, 15 Oktober 2021 lalu,  mengatakan sebuah usaha haruslah berkelanjutan dengan tujuan adanya profit yang harus diraih, team yang solid, dan bumi yang harus dijaga.

Cara menjaga usaha makanan tetap bertahan memang gak mudah, tapi bisa dimulai dengan peduli terhadap alam. Caranya yaitu dengan gak banyak membuang sisa bahan makanan dan menggunakan packaging yang lebih ramah lingkungan. Pengusaha muda ini mengatakan bahwa saat ini banyak orang yang sudah bersedia menggunakan packaging ramah lingkungan meski yang dibayarkan lebih mahal.

2. Peran DamoGo sebagai perantara pengusaha F&B dan petani

Aplikasi DamoGo (instagram.com/damogo_id)

Salah satu alasan kenapa pengusaha makanan banyak yang ‘gagal’, kata Hartono Moe karena adanya kebocoran di dapur. Namun, kebocoran dapur dalam usaha makanan bisa ditekan dengan SOP yang lebih baik dan menggunakan imperfect produce. Imperfect produce adalah hasil panen yang kurang sempurna secara bentuk, tapi memiliki kualitas yang sama. "Biasanya, produk ini akan dibuang, tapi dengan adanya aplikasi DamoGo, hasil panen dapat dijual kepada pengusaha yang membutuhkan," ujarnya.

Menurut Hartono Moe, ini adalah win-win solution bagi pengusaha makanan dan petani. Bagi pengusaha, ia bisa mendapatkan bahan makanan berkualitas baik dan pemasok atau petani tetap mendapat untung dari hasil panen yang biasanya berakhir di pembuangan. Eits, ini juga menjadi usaha yang bermakna dalam mengurangi limbah makanan yang juga menyelamatkan bumi.

3. Cara kerja aplikasi DamoGo

aplikasi DamoGo (instagram.com/damogo_id)

Aplikasi DamoGo tak hanya menjadi penyalur antara pengusaha dan pemasok bahan makanan. DamaGo juga menjadi jembatan antara restoran dan konsumen dengan cara yang unik. Yaitu dengan menawarkan makanan yang tidak habis saat jam penjualan tetapi tetap dalam kondisi layak makan dari restoran-restoran kesayangan kamu dengan harga yang lebih murah, bahkan bisa diskon sampai 90 persen! Jadi, gak ada lagi derita makanan yang terbuang dan kantongmu tetap aman sekalipun sering jajan.

Cara pengguanan aplikasi DamoGo gampang banget, lho. Kamu cukup instal baik di Google Play atau iOS dan melakukan pendaftara. Setelahnya, temukan tempat makan di sekitarmu yang sudah terdaftar di DamoGo, dan pesan sesuai apa yang kamu. Kamu bisa mengambil makanan pesanan kamu sesuai dengan jam penjemputan restoran.

4. Membantu merapikan sistem manajemen bagi pengusaha F&B

aplikasi DamoGo (instagram.com/damogo_id)

Co Founder dan COO Damago, Muhammad Farras, menjelaskan selain bertujuan mengurangi sampah pangan di Indonesia, DamoGo juga ingin berperan penting dalam memajukan usaha makanan. DamoGo juga bisa digunakan untuk mendigitalisasi manajemen dapur sehingga lebih optimal.

"Dalam aplikasi yang sama, pengusaha dan pemasok juga bisa berinteraksi langsung sehingga lebih mudah dan praktis. Dengan begitu, operasional bisnis jadi lebih cepat, mempersingkat prosesi pasok bahan makanan, dan menekan biaya produksi," katanya.

Berita Terkini Lainnya