TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Niat Tulus Anggi, Caleg Penyandang Disabilitas dari Yogyakarta

Modal maju ke DPR dengan banyaknya teman yang baik‎

IDN Times/Daruwaskita

Kota Yogyakarta, IDN Times - Kondisi fisik yang tak sempurna tak membuat Anggiasari Puji Aryatie (38) sungkan untuk terjun ke dunia politik. Bahkan Anggi tercatat sebagai calon legislatif DPR RI dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Daerah Pemilihan DI Yogyakarta.

Putri dari pasangan Dwi Priyatie dan Arifin Hidayat ini terlahir dengan akondroplasia, sebuah kondisi yang membuat tinggi tubuhnya setara 40 persen dari tinggi tubuh pada umumnya. Akan tetapi, kedua orangtua Anggi justru mendorong putri keduanya itu untuk mandiri dan tidak malu dengan kondisi tubuhnya.

"Saya tumbuh besar di Jakarta, saya sekolah naik angkot sendiri dan susah untuk naik angkot, namun ada saja yang memberikan bantuan ketika sulit naik angkot untuk ke sekolah," ujarnya ketika ditemui IDN Times di kediamannya di daerah Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Senin (9/4).‎

Baca Juga: 10 Negara Paling Ramah Turis Penyandang Disabilitas, Ada Indonesia?

1. Kondisi membuat mental kuat Anggi terbentuk‎

IDN Times/Daruwaskita

Wanita kelahiran Jakarta 6 Agustus 1980 ini mengaku banyak ejekan yang ditujukan kepada dirinya. Namun bully dan hinaan justru membuat mentalnya kuat dan tak menggubris dengan ucapan negatif dari orang lain.

"Memang kecil saya di Jakarta. Dan setelah lulus SMA tahun 1990, saya mendaftar di UGM diterima dan pindah ke Yogyakarta mengikuti kakak tertua yang terlebih dahulu kuliah di Yogyakarta," ujarnya.

2. Melanjutkan kuliah di UGM dan bekerja di LSM‎

Dok. IDN Times/Humas UGM

Lulus dari UGM, Anggi terjun ke dunia aktivisme melalui LSM yang bergerak untuk kesetaraan hak disabilitas dan gender. Di LSM itu, dia mengawalan kebijakan yang berpihak pada kaum disabilitas, perempuan dan lansia.

"Saya tiga kali bekerja di LSM yang bergerak untuk disabilitas, gender dan lansia serta terakhir bekerja untuk LSM internasional sebelum menyatakan berhenti dan terjun ke dunia politik," ungkapnya.

3. Awal mula terjun ke dunia politik‎

IDN Times/Istimewa

Terjun ke dunia politik, bagi Anggi, merupakan hal yang benar-benar baru dan belum disentuhnya sejak lulus kuliah hingga bekerja di sejumlah LSM–meskipun pekerjaannya melakukan pengawalan beberapa kebijakan pemerintah yang partisipatif terhadap penyandang disabilitas.‎

"Jadi, awalnya saya dikenalkan politik oleh putri Almarhum WS Rendra, Rachel Saraswati, yang merupakan sahabat yang kebetulan teman dari anak Ketua DPW NasDem DIY. Nah, saya mulai dikenalkan dengan anak Ketua NasDem DIY dan diajak untuk menghadiri pemaparan visi misi partai," ujarnya.

Pada awal bulan Ramadan di tahun 2018, dirinya bertemu dengan pengurus partai. Dipertemuan tersebut, Anggi dipaparkan visi misi partai, yang membuatnya sadar bahwa partainya memberikan perhatian dan tidak asal comot caleg yang akan diajak "bertarung" dalam Pemilu 2019 mendatang.

"Dari visi misi partai tersebut, kemudian NasDem justru melamar untuk dijadikan Caleg DPR RI dengan rekam jejak yang saya miliki dan saya mendapatkan nomor urut 6," ungkapnya.

4. Ingin ada anggota DPR dari kelompok disabilitas‎

IDN Times/Daruwaskita

Menurut Anggi, kursi parlemen harusnya diisi oleh orang baik serta praktisi sosial yang mewakili masyarakat. Namun dia tidak melihat komposisi itu karena dalam kenyataannya tidak ada anggota DPR dari kalangan disabilitas. Senayan justru diramaikan oleh pengusaha dan juga artis yang terjun ke politik.

"Kondisi itulah yang mendorong saya –sebagai seorang disabilitas– untuk terjun ke politik. Untuk memperjuangkan dan mengawal hak-hak para disabilitas, gender dan lansia karena kaum disabilitas tak mungkin berkurang bahkan bertambah karena faktor kecelakaan dan lain-lainnya," terangnya.

"Kapan lagi kita berteriak karena sudah ada peraturan namun tidak ada yang dikawal? Ibarat sudah ada payungnya namun siapa yang membuka payungnya?" ucapnya.

5. Ingin bawa permasalah disabilitas hingga tingkat nasional‎

IDN Times/Daruwaskita

Mengalami akondroplasia sejak lahir, Anggi mengaku bisa merasakan apa yang diinginkan oleh kaum disabilitas. Dia merasa bisa menyampaikannya kepada masyarakat umum hingga ke level nasional.

"Makanya kenapa saya memilih caleg DPR RI, karena ingin membawa permasalahan kaum disabilitas terutama perempuan ke tingkat nasional," ujarnya.

6. Bermodal minim namun banyak teman yang baik‎

IDN Times/Istimewa

Untuk maju caleg DPR RI, Anggi sadar bahwa modal kerja keras saja belum tentu cukup. Dibutuhkan model materi dan logistik yang besar untuk menopang kampanyenya. Meski demikian, dia masih beruntung karena ada banyak pihak yang siap membantunya tanpa pamrih.

"Banyak teman-teman yang menyumbangkan tenaga, pikiran, waktu dan kreativitasnya untuk mensosialisasikan saya. Termasuk sumbangan melalui sosial media yang isinya sangat kreatif dan mampu menarik perhatian orang dan berbiaya murah," cerita Anggi.

7. Berjanji tidak akan terjerumus dalam politik uang

IDN Times/Daruwaskita

Anggi pun mengaku tak ingin menggunakan cara praktis seperti politik uang, sebab tidak punya uang dan hal itu bertentangan demokrasi. Untuk maju ke parlemen, modal terbesar Anggi adalah ketulusan dari sahabat.

"Bahkan, ada lho teman-teman yang bersedia menjadi juru kampanye tanpa dibayar dan mengumpulkan para pemilih," ungkapnya.

"Banyak kaum disabilitas yang menaruhkan harapan karena sebelum tidak ada caleg yang berasal dari kaum disabilitas," tambahnya lagi.

Baca Juga: Caleg Difabel Makassar Tak Ingin Aturan Disabilitas Jadi Proyek Semata

Berita Terkini Lainnya