TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

60 Ekor Ternak Mati di Gunungkidul, 6 Positif Antraks

Pemkab tengah mengkaji penutupan pasar hewan

Ilustrasi sapi mendadak terjangkit antrak. IDN Times/Istimewa

Gunungkidul, IDN Times - ‎Sejak merebaknya wabah penyakit antraks yang menyerang ternak milik warga Gunungkidul, tercatat sudah 60 ekor ternak yang mati. Enam di antaranya dinyatakan positif terjangkit antraks.

Baca Juga: Fakta-fakta Seputar Antraks dan Penularannya

1. Enam ekor ternak yang mati dinyatakan positif antraks‎

Ilustrasi penguburan bangkai sapi yang terjangkit antrak. IDN Times/Istimewa

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemkab Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan, dari laporan yang masuk di Dinas Pertanian dan Pangan terdapat 60 ternak yang mati. Namun, hasil pemeriksaan awal penyebab kematian tidak menunjukkan gejala antraks. Kematian ternak sebagian besar terjadi karena keracunan, kurang gizi, larva lalat, radang rahim, demam, kembung dan kurang susu.

"Sebagian besar mati karena keracunan sebanyak 16 ekor, sedangkan yang positif antraks sebanyak 2 ekor ternak sapi dan 4 ekor kambing," katanya, Rabu (29/1).

2. Tradisi brandu berkurang banyak‎

Ilustrasi daging via fbwfarms.com

Untuk kematian 51 ternak, Pemkab tidak mengambil sampel darahnya, sisanya 9 ekor diambil sampel darahnya. Namun pemilik ternak memiliki kesadaran yang tinggi untuk langsung mengubur ternaknya yang mati.

"Yang jelas penyebab kematian tidak diambil sampel darah," ucapnya.

"Saat ini budaya brandu (menyembelih ternak yang sakit agar dagingnya diberikan kepada warga sekitar) sudah berkurang. Jika ternak sakit, langsung dilaporkan," katanya lagi.

Baca Juga: Gara-gara Antraks, Penjualan Daging Sapi dan Kambing di Pasar Turun

Berita Terkini Lainnya