Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

75 Tahun RI-Inggris, Band Pengiring Raja Charles Mainkan Suwe Ora Jamu

Grup orkestra Angkatan Darat Inggris, British Army Band Colchester berkolaborasi dengan Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dari Keraton Yogyakarta, Selasa (4/6/2024) (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Yogyakarta, IDN Times - Grup orkestra Angkatan Darat Inggris, British Army Band Colchester berkolaborasi dengan Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dari Keraton Yogyakarta memainkan lagu daerah 'Suwe Ora Jamu' di Bangsal Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Selasa (4/6/2024).

Kolaborasi ini terwujud sebagai perayaan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris dan Indonesia. British Army Band Colchester juga melantunkan gendhing ciptaan KHP Kridhamardawa Keraton Yogyakarta berjudul 'Gati Taruna'.

 

1. Aransemen YRO dan gamelan keraton, hubungan spesial Inggris-Yogyakarta

Grup orkestra Angkatan Darat Inggris, British Army Band Colchester berkolaborasi dengan Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dari Keraton Yogyakarta, Selasa (4/6/2024) (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Suwe Ora Jamu dan Gati Taruna dimainkan British Army Band Colchester dengan aransemen YRO dan diiringi permainan gamelan pengrawit KHP Kridhamardawa. Kolaborasi tersebut menghasilkan harmoni musik tradisional dan irama orkestra militer ala Inggris.

Penampilan kelompok musisi dua kerajaan tersebut disaksikan secara langsung oleh Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey.

Dalam sambutannya, Jermey menuturkan, pihaknya hadir tak hanya untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, tapi juga merayakan hubungan spesial yang memiliki keunikan dan kesamaan latar belakang budaya dan pemerintahan.

"Tentu saja, hubungan kerajaan kita telah dirayakan berkali-kali di masa lalu, termasuk saat kunjungan Yang Mulia Ratu Elizabeth II pada tahun 1974, dan Yang Mulia Pangeran Wales, yang sekarang adalah Yang Mulia Raja Charles III, pada tahun 1989 dan 2008," ungkapnya.

"Oleh karena itu saya mengemban tugas besar untuk menjadikan acara ini berkesan, dan sebetulnya saya sudah lama menantikan acara ini," sambung Jermey.

2. People, Planet, Prosperity and Peace

Grup orkestra Angkatan Darat Inggris, British Army Band Colchester berkolaborasi dengan Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dari Keraton Yogyakarta, Selasa (4/6/2024) (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Jermey melanjutkan, tema peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia berkonsentrasi pada empat pilar utama, meliputi People, Planet, Prosperity and Peace.  

"Hubungan antar masyarakat kita, menciptakan lingkungan yang lebih hijau demi terciptanya kemakmuran dan perdamaian di Planet Bumi ini," urai Jermey.

Jermey menekankan, pihaknya berupaya mewujudkan perubahan positif di semua bidang tersebut dalam hubungan Inggris-Yogyakarta. Dia merasa bangga dengan struktur masyarakat kedua belah pihak menjadi fokus besar kolaborasi hingga detik ini.

"Salah satu contohnya adalah melalui program yang dijalankan oleh British Council, dimana kami telah mengumpulkan akademisi dan seniman dari Inggris dan Yogyakarta untuk berkolaborasi dalam proyek penelitian dan seni, guna membawa perubahan sosial dan lingkungan yang positif di komunitas kami. Saya berharap kita dapat terus mengembangkan kolaborasi ini di masa depan," harapnya.

3. Singgung pengembalian manuskrip kuno ke keraton

Grup orkestra Angkatan Darat Inggris, British Army Band Colchester berkolaborasi dengan Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dari Keraton Yogyakarta, Selasa (4/6/2024) (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Sri Sultan HB X sementara dalam sambutannya menyebut kerja sama Inggris-Indonesia telah jauh melampaui arena politik dan ekonomi. Kemitraan keduanya sudah merambah ke dalam wilayah budaya yang luas dan mendalam.

Dalam beberapa tahun terakhir, kedua belah pihak telah menyaksikan salah satu capaian nyata kemitraan ini. Satu di antaranya, digitalisasi manuskrip-manuskrip bersejarah dari Keraton Yogyakarta yang juga membuka harapan untuk upaya mengembalikan koleksi teks-teks kuno tersebut dalam bentuk fisik ke Keraton Yogyakarta. Baginya, digitalisasi bukan sekadar pelestarian warisan, juga langkah monumental dalam memelihara dan merayakan budaya yang tak terukur.

"Tentu untuk memastikan, bahwa kebijaksanaan dan keindahan yang terkandung dalam setiap lembaran manuskrip tersebut, senantiasa terjaga untuk pencerahan masa depan umat manusia," ujar Sultan.

Sultan pada kesempatan ini menyampaikan bahwa provinsinya telah menerima Sertifikat Warisan Dunia UNESCO, "The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks," dari UNESCO dalam sidang “World Heritage Center” (WHC) ke-45 di Riyadh, Saudi Arabia, 18 September tahun lalu.

Kata Sultan, pengakuan ini menjadi bukti nyata atas kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Yogyakarta, serta komitmen pelestariannya. Keberhasilan ini tak semata memperkuat identitas Yogyakarta di mata global, namun sekaligus memperdalam pemahaman dan apresiasi nilai-nilai budaya yang dimiliki.  

Dalam momen ini, YRO yang tampil pertama membawakan dua repertoar utama. Antara lain, Gendhing Surceli serta Medley Suara Suling dan Menthok-menthok yang rencananya akan dimainkan pada Festival Orkestra Kuala Lumpur, Malaysia 7 Juni mendatang.

British Army Band Colchester selanjutnya membawakan soundtrack utama Captain America, A Bridge Too Far, Lord of The Dance. Kemudian Coldplay Classics, dan lagu milik Bon Jovi, Living on a Prayer.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us