2 Ilmuwan Indonesia Gebrak Dunia lewat Temuan Baru untuk Diabetes

- Penemuan senyawa baru Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9) menurunkan kadar gula darah
- Riset bermula dari eksplorasi terhadap obat herbal Tiongkok, dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi, dan diundang sebagai pembicara pada International Congress of Nutrition 2025 di Paris
- Forum ilmiah paling bergengsi yang diselenggarakan oleh International Union of Nutritional Sciences (IUNS), kolaborasi dengan penelitian muda Fahrul yang pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes
Yogyakarta, IDN Times – Dua ilmuwan muda asal Indonesia, Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis, berhasil mencatat prestasi internasional lewat penemuan senyawa baru Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9). Senyawa yang ada berperan menurunkan kadar gula darah.
Senyawa tersebut telah terdaftar di National Library of Medicine dan sedang diajukan untuk hak paten. Juan menjelaskan, senyawa ini ditemukan manfaatnya melalui pendekatan bioinformatika dan terbukti menargetkan GLP-1 modulator, reseptor penting dalam pengendalian diabetes.
“Mekanisme tersebut berperan menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan rasa kenyang, sekaligus mendukung kesehatan metabolisme,” kata Juan, Senin (1/9/2025).
1. Berawal dari eksplorasi obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok

Penelitian keduanya bermula dari eksplorasi terhadap Delites, obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok yang telah lama digunakan di Indonesia. Uji laboratorium menunjukkan perubahan signifikan pada marker metabolik, dan hasil riset tersebut telah dipublikasikan di Frontiers in Nutrition (Swiss), jurnal internasional bereputasi kategori Scopus Q1.
Dalam perjalanannya, riset ini tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi para pakar senior, di antaranya Rony dari Universitas Sumatera Utara (USU), dan Prof. Nurpudji dari Universitas Hasanuddin (Unhas), yang turut memperkuat validitas metode ilmiah dalam tim penelitian ini. Berkat kontribusi penemuan senyawa itu, Juan dan Fahrul diundang sebagai pembicara pada International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris, Prancis yang digelar Minggu (24/8/2025)-Jumat (29/8/2025).
2. Forum ilmiah paling bergengsi

Kongres empat tahunan tersebut diselenggarakan oleh International Union of Nutritional Sciences (IUNS), organisasi gizi dunia yang diakui UNESCO dan WHO, serta mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron. ICN dikenal sebagai forum ilmiah paling bergengsi di bidang gizi dan rujukan utama perkembangan ilmu gizi dunia.
Juan merupakan peneliti yang lahir di Jakarta pada tahun 1993, menempuh pendidikan SMP dan SMA di Shanghai, kemudian melanjutkan studi S1 Sains di Boston, Amerika Serikat, dan sekolah medis di Beijing University of Chinese Medicine. Selain kiprah akademiknya, ia juga aktif membagikan edukasi gizi dan eksperimen ilmiahnya melalui akun Instagram @juan.guladarah.
3. Kolaborasi dengan penelitian muda

Sementara, Fahrul (25) merupakan peneliti muda yang lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur, dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi, serta pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes.
“Kami bertemu di sebuah konferensi di sekitar akhir 2022 dan kemudian lanjut berkolaborasi karena kesamaan visi misi dalam penelitian dan pengembangan sains khususnya penemuan obat baru,” kata Fahrul.
Ia menambahkan, pengajuan hak paten itu biasanya memakan waktu 1-2 tahun. Sehingga, mereka berharap di tahun 2025, hak paten itu sudah didapatkan. “Lebih dari satu tahun, kami menginvestasikan penelitian, mulai dari karakterisasi senyawa hingga uji eksperimental pada hewan percobaan di laboratorium,” paparnya.
Keberhasilan Juan dan Fahrul, bersama dukungan tim riset senior, tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia di panggung global, tetapi juga memperlihatkan bagaimana penelitian berbasis herbal dapat bersaing dan diakui dalam forum ilmiah paling prestisius di dunia.