Kekerasan Finansial dalam Pernikahan, Apa Saja Tandanya?

- Kekerasan finansial dapat merusak hubungan pernikahan
- Pasangan yang melakukan kekerasan finansial mengontrol pengeluaran dan penghasilan keluarga
- Manipulasi uang, pembatasan akses ke rekening bank, dan pengendalian pekerjaan merupakan tanda-tanda kekerasan finansial
Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik atau verbal, tetapi juga dapat berupa kekerasan finansial. Kekerasan finansial terjadi ketika salah satu pasangan mencoba mengontrol, membatasi, atau bahkan merampas akses keuangan dari pasangan lainnya.
Bentuk kekerasan ini sering kali terselubung dan sulit dikenali, namun dampaknya sangat serius. Apabila dibiarkan, kekerasan finansial bisa merusak hubungan dan menjadi penyebab utama perceraian. Berikut adalah lima tanda bahwa pernikahanmu mungkin mengalami kekerasan finansial. Mengenali tanda-tanda ini bisa menjadi langkah awal untuk mencari bantuan dan melindungi diri.
1. Kontrol penuh atas pengeluaran dan penghasilan

Salah satu tanda paling jelas dari kekerasan finansial adalah ketika pasanganmu memiliki kendali penuh atas pengeluaran dan penghasilan keluarga. Biasanya, pasangan yang melakukan kekerasan finansial akan menentukan bagaimana uang dihabiskan tanpa berdiskusi atau melibatkanmu. Setiap keputusan finansial diambil sendiri, tanpa menghargai pandangan atau kebutuhamu.
Bahkan, dalam beberapa kasus ekstrem, pasangan mungkin akan memaksa kamu untuk menyerahkan seluruh penghasilanmu. Hal ini membuatmu tidak memiliki kendali atas keuangan sendiri dan sepenuhnya bergantung pada pasangan, yang menyebabkan ketidakseimbangan kekuatan dalam hubungan.
2. Membatasi akses ke rekening bank atau kartu kredit

Jika pasangan melarangmu untuk memiliki akses ke rekening bank bersama atau kartu kredit, ini bisa menjadi bentuk kekerasan finansial. Pasangan yang melakukan kekerasan finansial akan membatasi aksesmu terhadap uang dengan alasan tertentu, misalnya kamu dianggap “boros” atau “tidak bertanggung jawab.” Padahal, ini sebenarnya adalah cara mereka untuk membuatmu tetap bergantung pada mereka secara finansial.
Hal ini akan membuatmu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar atau bahkan membuat keputusan finansial sendiri. Ketergantungan finansial yang terpaksa ini sangat rentan dan berisiko, terutama jika pernikahan mengalami masalah atau berujung pada perceraian.
3. Mengendalikan karier atau sumber penghasilanmu

Pasangan yang melakukan kekerasan finansial juga mungkin akan menghalangi atau mengontrol pekerjaanmu. Misalnya, pasangan mungkin melarangmu bekerja, menyuruhmu berhenti dari pekerjaan, atau membatasi jenis pekerjaan yang bisa kamu ambil. Hal ini bertujuan agar kamu tidak memiliki penghasilan sendiri dan sepenuhnya bergantung pada mereka.
Selain itu, beberapa pasangan bahkan memaksa pasangan lainnya untuk bekerja lebih banyak agar dapat menghasilkan lebih banyak uang, tetapi uang yang dihasilkan sepenuhnya diambil dan dikendalikan oleh pasangan tersebut. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan yang bisa merusak kepercayaan diri dan kemandirian finansialmu.
4. Menggunakan uang sebagai alat manipulasi atau hukuman

Pasangan yang melakukan kekerasan finansial seringkali menggunakan uang sebagai alat manipulasi. Misalnya, pasangan mungkin memberikan uang hanya jika kamu melakukan sesuatu yang mereka inginkan atau mematuhi perintah mereka. Jika tidak, mereka akan menghentikan atau mengurangi pemberian uang.
Tindakan ini merupakan bentuk pengendalian yang membuat kamu merasa tidak berdaya dan selalu berada dalam tekanan. Uang yang seharusnya digunakan sebagai sumber daya bersama malah digunakan sebagai cara untuk mengontrol perilakumu dan menciptakan ketergantungan yang berbahaya.
5. Mendorongmu untuk berutang atau menyalahgunakan nama atas pinjaman

Tanda terakhir dari kekerasan finansial adalah ketika pasangan mendorongmu untuk berutang atau memanfaatkan namamu untuk mengambil pinjaman, tanpa mempertimbangkan konsekuensi ke depannya. Beberapa pasangan bahkan melakukan pinjaman atas nama pasangan tanpa izin dan meninggalkan tanggung jawab pembayaran kepada pasangannya. Hal ini dapat merusak reputasi kredit dan menambah beban finansial yang sangat besar.
Ketika pasangan terjebak dalam utang atas paksaan atau manipulasi, akan sulit bagi mereka untuk lepas dari pengaruh dan kontrol pasangan. Hal ini juga membuat mereka lebih sulit meninggalkan hubungan yang penuh kekerasan karena beban finansial yang semakin berat.
Kekerasan finansial dalam pernikahan bisa sangat merusak dan meninggalkan dampak jangka panjang, terutama jika dibiarkan berlarut-larut. Jika kamu menemukan tanda-tanda kekerasan finansial di atas dalam hubungan pernikahanmu, penting untuk segera mencari bantuan dan berbicara dengan pihak profesional, seperti konselor pernikahan atau penasihat hukum.