Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita M Suryo, Dulu Hidup Susah kini Lahirkan Ribuan Lapangan Kerja

Pebisnis muda Muhammad Suryo (kiri) bertekad buka 10 ribu lapangan kerja di 2026. (IDN Times/Tunggul)
Pebisnis muda Muhammad Suryo (kiri) bertekad buka 10 ribu lapangan kerja di 2026. (IDN Times/Tunggul)
Intinya sih...
  • M Suryo, pebisnis muda, lahir di Lampung dan besar di Bengkulu. Mengalami keterbatasan ekonomi saat kuliah di Yogyakarta.
  • Suryo memulai usaha jualan galon air isi ulang dan menjadi sopir mobil rental. Bangun usaha mobil rental hingga dealer mobil, meski mengalami kebangkrutan.
  • Suryo memiliki 20 unit usaha termasuk pabrik rokok yang menyerap 3.000 karyawan. Aktif dalam kegiatan CSR seperti membangun sumur artesis dan masjid.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Pebisnis muda Muhammad Suryo bertekad membuka 10 ribu lapangan kerja pada tahun depan melalui perusahaan yang ia dirikan. Suryo pun diganjar Penghargaan Alumni Peduli dari Rektor UPN Veteran Yogyakarta pada Sabtu (13/12/2025) malam, atas dedikasi dan kontribusi sosialnya selama ini dalam mengurangi angka pengangguran.

Di balik itu semua, Suryo telah lebih dulu membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah tembok penghalang baginya untuk memperbaiki nasib diri sendiri dan orang lain.

1. Meniti karier wiraswasta di tengah keterbatasan

Suryo lahir di Lampung, 27 Maret 1984, dan besar di Bengkulu. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, keturunan Jawa dari keluarga transmigran.

Pada 2002, ia pindah ke Yogyakarta dan mulai menempuh pendidikan di UPN Veteran Yogyakarta, Fakultas Pertanian, dengan kondisi ekonomi yang serba mepet. Ia harus tinggal di kamar kos ukuran 3x3 meter bersama tiga orang. Tidurnya cuma beralas karpet pada waktu itu.

Selama tiga semester ia menjalani kuliah dengan naik bus umum, sementara banyak rekan-rekan mahasiswa lain kala itu sudah punya kendaraan pribadi. Itu pun sang ayah yang berprofesi sebagai guru sudah sempat menjual sepeda motor demi Suryo bisa kuliah di Jogja.

"Nilaiku jelek, IP (Indeks Prestasi) cuma 1,3. Sehingga saya tidak dibiayai lagi sama orangtua," kata Suryo.

Pengorbanan sang ayah sampai melego kebunnya buat membelikan motor Suryo di semester ketiganya ia kuliah. Tapi, Suryo muda tak tega dan mengembalikan kendaraan roda dua itu ke ayahnya. Sebagai gantinya, dia meminta Rp5 juta buat modal usaha.

"Saya masa SMP di Lampung, saya udah terbiasa dagang kalender, kopi, gitu," ungkapnya.

Suryo memulai usaha jualan galon air isi ulang di semester IV ia kuliah. Dari situ, ia mengantongi sekitar Rp50 ribu per hari atau Rp1 juta per bulan. Suryo juga nyambi sebagai sopir mobil rental yang memberikannya pendapatan Rp3-5 juta sebulannya.

2. Bangun usaha bak roller coaster, naik turun-jatuh bangun

Banting tulang Suryo berbuah manis. Semester VIII atau pada 2006, ia sudah punya beberapa unit mobil rental. Tapi, waktu itu dia ditipu hingga Rp40 juta, hingga harus menjual salah satu unit kendaraan roda empat miliknya.

Kala gempa besar melanda Yogya, saat situasi seolah bakalan kian memburuk, Suryo malah dipercaya menyediakan mobil untuk kebutuhan penyaluran bantuan bencana. Ia pun bangkit lagi hingga memiliki empat unit mobil.

Pada 2008, Suryo mendirikan dealer mobil merek ternama di Bengkulu dengan modal tabungannya. Bagaimanapun, usahanya itu bangkrut dua tahun berselang dan menyisakan utang hingga Rp26 miliar. "Usaha saya seperti roller coaster. Jatuh, tapi tidak lama selalu ada jalan," katanya.

Di setiap masa terpuruk ini, Suryo yakin dukungan dan doa orang tua selalu menjadi kekuatan utamanya buat bangkit kembali.

3. Bidik serap 10 ribu tenaga kerja tahun depan

Lambat laun, Suryo melebarkan sayapnya ke berbagai sektor hingga kini mengelola sekitar 20 unit usaha, termasuk industri rokok yang sifatnya padat karya. Dia punya prinsip usaha kecil apa pun harus menjadi besar dan memberi manfaat bagi banyak orang.

"Saya tidak mau usaha yang sama dengan orang lain. Di Jogja, usaha rokok ya cuma saya," ujar Suryo.

Pada 2023, keputusannya bulat mendirikan pabrik rokok di atas lahan 50 hektare, dengan tahap awal pengembangan 10 hektare. Dari awal berdiri dengan 30 karyawan tanpa pengalaman, sekarang pabrik mempekerjakan sekitar 3.000 karyawan.

"Targetnya menyerap 10 ribu tenaga kerja tahun depan," tegas Suryo.

Sejak semula, Suryo menerapkan prinsip sosial dalam bisnisnya. Setiap hari pabriknya menyediakan 3 kuintal beras untuk kebutuhan makan karyawan. Baginya, ini adalah bentuk sedekah, karena dia tahu betul rasanya susah makan.

Suryo tak cuma membuka lapangan kerja, tapi juga aktif dalam kegiatan CSR. Dia sejak 2018 rutin membangun sumur artesis di daerah rawan air seperti Gunungkidul, Sleman, dan Magelang, minimal satu titik setiap bulan. Tercatat 20 titik sumur terbangun di 2025 ini.

Dia juga membangun minimal dua masjid setiap tahun, yang kini tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Suryo kendati masih punya cita-cita, yakni mendirikan yayasan bagi anak-anak telantar dan menyekolahkan mereka hingga perguruan tinggi.

Atas perjalanan panjang, komitmen, dan kontribusi nyata bagi masyarakat, UPN Veteran Yogyakarta menganugerahkan Penghargaan Alumni Peduli kepada Suryo. Rektor UPN Veteran Yogyakarta, M. Irhas Effendi, mengapresiasi dedikasi Suryo bagi kampus dan masyarakat luas.

Bagi Suryo pribadi, penghargaan ini menjadi simbol bahwa alumni bukan hanya sukses untuk dirinya sendiri, tapi juga menghadirkan dampak positif bagi sekitar bahkan bangsa.

"Saya dekat dengan orang tua. Setiap masalah saya selalu minta doa restu. Semua ini karena mereka," pungkas Suryo.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest Life Jogja

See More

Gelar Special Screening, Film Timur Disambut Meriah di Jogja

14 Des 2025, 10:05 WIBLife