Wisudawati Tunanetra UNY Buktikan Keterbatasan Bukan Halangan

- Rena Tri Setyo Maryana lulus dari Magister (S2) Pendidikan Luar Biasa UNY setelah sebelumnya kuliah di Udinus Semarang.
- Rena menjadi inspirasi di kelas dan lingkungan kampus dengan aktif berdiskusi dan mengikuti kegiatan meski menghadapi keterbatasan.
Yogyakarta, IDN Times – Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan wisuda sarjana pada Sabtu (30/8/2025). Salah satu yang diwisuda yakni Rena Tri Setyo Maryana, berhasil lulus dari Magister (S2) Pendidikan Luar Biasa. Berbeda dengan wisudawan lainnya, Rena sejak kecil hidup tanpa penglihatan,
Meski begitu, Rena membuktikan tekad dan semangat belajarnya sehingga mampu menembus keterbatasan. Bagi Rena, ini adalah pembuktian bahwa pendidikan tetap bisa diraih siapa pun, termasuk bagi difabel
1. Awal perjalanan akademik dari Udinus

Sebelum menempuh studi di UNY, Rena sudah kuliah di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang mengambil jurusan Sastra Inggris. Ia mengakui setiap tahap membutuhkan usaha lebih besar dibanding mahasiswa lain, mulai dari membaca bahan kuliah hingga mengikuti diskusi.
Namun, dengan memanfaatkan teknologi pembaca layar, kerja keras, dan ketekunan, Rena berhasil menyelesaikan pendidikan S1. Proses itu menjadi pijakan untuk melangkah ke jenjang magister.
2. Menjadi inspirasi di kelas dan lingkungan kampus

Perjalanan akademiknya berlanjut ke UNY yang dikenal sebagai kampus inklusif. Di sana, Rena tidak hanya menimba ilmu, tetapi juga memberi inspirasi bagi rekan-rekan sekelas. Ia aktif berdiskusi, mengikuti kegiatan, dan berusaha maksimal meski menghadapi banyak keterbatasan.
“Saya percaya, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi,” ungkap Rena, dilansir laman resmi UNY.
Menurut teman-teman sekelasnya, ia lebih dikenal sebagai sosok optimis daripada sebagai individu dengan keterbatasan penglihatan.
3. Wisuda penuh haru dan apresiasi dari kampus

Momen wisuda menjadi puncak perjalanan panjang Rena. Ketika namanya dipanggil, banyak yang terharu menyaksikan dirinya berdiri tegak sebagai lulusan magister.
“Jangan pernah menyerah karena keterbatasan. Pendidikan adalah hak semua orang. Kita mampu, kita bisa, jika percaya dan terus berusaha,” tutur Rena.
Kepala Departemen PLB FIP UNY, Dr. Sukinah M.Pd, turut memberikan apresiasi. “Rena dengan semangat kerja keras, mandiri, dan ulet akhirnya dapat menyelesaikan studi S2 dengan luar biasa. Semoga terus menginspirasi teman-teman disabilitas di negeri kita tercinta,” katanya.
Bagi Rena, pencapaiannya bukan hanya kemenangan pribadi. Ia berharap kisahnya dapat menjadi semangat bagi difabel di Indonesia untuk terus mengejar mimpi.