8 Tokoh Penting dalam Harry Potter yang Gak Muncul di Film
- Peeves, poltergeist jahil yang menghantui Hogwarts, tidak pernah muncul di film Harry Potter.
- Dennis Creevey membuktikan bahwa lebih dari satu penyihir kelahiran Muggle bisa lahir dalam satu keluarga.
- Delapan karakter penting lainnya seperti Winky, Phineas, Charlie Weasley, dan Augusta Longbottom juga absen di layar lebar.
Siapa yang tak kenal dengan buku Harry Potter? Karya J.K. Rowling ini tetap digemari lintas generasi. Ceritanya yang unik, menyentuh, dan berkembang seiring waktu membuat Harry Potter tetap menjadi favorit meski telah diterbitkan lebih dari dua dekade lalu.
Namun, bagi sebagian penggemar, ketebalan buku Harry Potter bisa terasa cukup menantang. Hal inilah yang membuat delapan film adaptasinya menjadi pilihan menarik untuk dinikmati. Sayangnya, ada satu kelemahan dalam film yang cukup mengecewakan para pembaca setia—beberapa karakter penting dalam buku tidak dihadirkan dalam film. Bahkan, banyak penggemar yang hanya menonton film mungkin tidak menyadari bahwa karakter-karakter ini sebenarnya ada dan memiliki peran penting dalam alur cerita.
Lantas, siapa saja tokoh penting yang tak pernah muncul di film Harry Potter? Berikut delapan karakter yang perannya sangat berpengaruh, tetapi sayangnya absen di layar lebar.
1. Peeves

Peeves adalah poltergeist jahil yang menghantui Hogwarts dan gemar membuat keonaran. Sebagai entitas yang sudah ada sejak sekolah ini didirikan, Peeves tidak bisa diusir, dihancurkan, atau dikendalikan. Ulahnya yang sering di luar batas kerap membuat Mr. Filch naik pitam, bahkan pernah nyaris membuat Harry ketahuan saat diam-diam keluar kastil di malam hari.
Dalam aksinya, Peeves hanya tunduk pada dua murid, yaitu Fred dan George Weasley. Ketiganya bahkan pernah bekerja sama untuk mengerjai Dolores Umbridge, utusan Kementerian Sihir yang menggantikan kepala sekolah di tahun kelima. Sepanjang buku, hanya ada dua sosok yang ditakuti Peeves: Albus Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts, dan Baron Berdarah, hantu penunggu asrama Slytherin.
Fakta menarik lainnya, Peeves sebenarnya sempat akan dimunculkan dalam film pertama Harry Potter. Mendiang aktor Inggris, Rik Mayall, telah dipilih untuk memerankan karakter ini. Namun sayangnya, adegan Peeves akhirnya dipotong dan tidak pernah ditayangkan.
2. Dennis Creevey

Dalam dunia sihir, terdapat empat jenis ‘golongan darah’, yaitu darah murni, darah campuran, kelahiran Muggle, dan Squib. Penyihir kelahiran Muggle adalah mereka yang lahir dari orangtua non-penyihir. Keberadaan penyihir dalam keluarga Muggle tergolong langka, biasanya hanya satu anak dalam satu keluarga yang memiliki kemampuan sihir.
Namun, kehadiran Dennis Creevey di Hogwarts berhasil mematahkan stereotip tersebut. Dennis merupakan adik dari Colin Creevey, yang sudah lebih dulu bersekolah di Hogwarts dua tahun sebelumnya. Fenomena langka ini membuka mata komunitas sihir bahwa kemungkinan lebih dari satu penyihir kelahiran Muggle bisa lahir dalam satu keluarga yang sama.
3. Winky

Winky pertama kali muncul di buku keempat sebagai peri rumah milik Barty Crouch Sr., seorang pejabat Kementerian Sihir yang dihormati. Sebagai peri rumah, Winky harus setia dan patuh kepada tuannya, termasuk menjaga semua rahasia yang dimilikinya. Hal inilah yang membuat peran Winky begitu penting dalam menjaga plot twist di buku keempat.
Dalam pertandingan Piala Dunia Quidditch 1994, Barty Crouch Sr. memberi Winky tugas rahasia yang tidak boleh diketahui siapa pun. Namun, saat Tanda Kegelapan tiba-tiba muncul di langit malam, Winky ditemukan pingsan di hutan dengan tongkat sihir yang terlacak digunakan untuk menciptakan tanda tersebut. Akibat kelalaiannya, Barty Crouch Sr. terpaksa memecat Winky.
Bagi seorang peri rumah, dipecat atau dibebaskan dari tuannya adalah sebuah aib besar. Sejak saat itu, Winky terus-menerus menangis dan terjerumus dalam kebiasaan mabuk, meskipun Dobby telah mengajaknya bekerja di dapur Hogwarts.
4. Phineas Nigellus Black

Phineas adalah kakek buyut Sirius Black sekaligus mantan kepala sekolah Hogwarts pada abad ke-19. Sebagai mantan kepala sekolah, potretnya ditempatkan di ruang kepala sekolah Hogwarts dan terhubung dengan bingkai lainnya di Grimmauld Place No. 12. Koneksi ini memungkinkan Phineas untuk berpindah di antara kedua bingkai dan menyampaikan pesan.
Saat Harry berburu Horcrux di buku ketujuh, Hermione membawa bingkai Phineas dari Grimmauld Place sebagai ‘teman ngobrol’. Melalui potret ini, Snape akhirnya mengetahui keberadaan Harry dan bisa mengantarkan Pedang Gryffindor ke tempat yang tepat, setelah Phineas tanpa sadar mengungkapkan lokasi mereka.
5. Charlie Weasley

Dari tujuh anak Keluarga Weasley, Charlie adalah satu-satunya yang tidak pernah muncul di film. Sebagai putra kedua Molly dan Arthur Weasley, Charlie berusia 12 tahun lebih tua dari Ron. Ia dikenal luar biasa hebat dalam bermain Quidditch dan pernah menjadi Seeker sekaligus Kapten Tim Quidditch Gryffindor di Hogwarts, membawa timnya meraih beberapa kemenangan Piala Quidditch.
Meski berpotensi bergabung dengan Tim Nasional Inggris, Charlie lebih memilih mengikuti kecintaannya pada naga. Setelah lulus, ia melanjutkan kariernya di Rumania untuk mempelajari dan merawat naga di sebuah penangkaran. Di buku pertama, ketika Hagrid hampir ketahuan memelihara naga secara ilegal, Ron meminta bantuan Charlie untuk membawa naga tersebut ke Rumania agar Hagrid tidak terkena masalah.
6. Keluarga Gaunt

Di seri kedua, terungkap bahwa nama asli Voldemort adalah Tom Marvolo Riddle, yang diambil dari nama kakek dan ayahnya yang seorang Muggle. Banyak penggemar mungkin bertanya-tanya, “Bagaimana mungkin pewaris Slytherin yang menjunjung tinggi kemurnian darah memiliki ayah Muggle?” Jawabannya dapat ditemukan di buku keenam, yang mengupas asal-usul Voldemort melalui leluhurnya, Keluarga Gaunt.
Ibu Voldemort, Merope Gaunt, adalah keturunan terakhir dari cabang keluarga tersebut di Inggris. Setelah ayah dan kakaknya dipenjara di Azkaban oleh Kementerian Sihir, Merope akhirnya hidup lebih bebas. Ia bahkan berani memberikan Ramuan Cinta kepada Tom Riddle, seorang pemuda Muggle kaya, tampan, dan sombong, yang kemudian menjadi ayah Voldemort. Sayangnya, Keluarga Gaunt tidak muncul di film, padahal peran mereka sangat penting dalam melacak Horcrux Voldemort.
7. Augusta Longbottom

Neville Longbottom, salah satu teman sekelas Harry, pernah mengungkapkan bahwa kedua orangtuanya dirawat di rumah sakit sihir St. Mungo akibat mantra Crucio yang merusak otak mereka. Akibatnya, Neville harus tinggal bersama neneknya, Augusta Longbottom. Augusta dikenal sebagai sosok yang cerewet dan kerap memarahi Neville karena dianggap tidak memenuhi standar kedisiplinan serta keberanian yang diharapkannya. Namun, di balik sikap tegasnya, Augusta sebenarnya ingin Neville tumbuh menjadi pemuda yang berani dan tidak merasa malu akan keadaannya.
Augusta adalah orang pertama yang mendukung Neville untuk bergabung melawan Pelahap Maut dan membela Dumbledore. Ia juga melarang Neville menyembunyikan kondisi kedua orangtuanya, karena menurutnya, hal itu adalah sesuatu yang patut dibanggakan. Didikan Augusta inilah yang perlahan membentuk Neville menjadi pribadi yang lebih berani dari tahun ke tahun, hingga akhirnya ia mampu menarik pedang Gryffindor dari dalam Topi Seleksi saat Pertempuran Hogwarts.
8. Marietta Edgecombe

Para penonton film kelima pasti sangat membenci Cho Chang karena dianggap membocorkan rahasia Laskar Dumbledore kepada Dolores Umbridge, yang akhirnya membuat hubungannya dengan Harry merenggang. Padahal, dalam buku, sosok yang sebenarnya membocorkan rahasia tersebut adalah Marietta Edgecombe, sahabat dekat Cho dari asrama Ravenclaw.
Marietta merasa terbebani karena ibunya bekerja di Kementerian Sihir, sehingga ia ragu untuk diam-diam melawan pemerintah dengan bergabung dalam Laskar Dumbledore. Akhirnya, Marietta mengkhianati teman-temannya, termasuk Cho. Akibat pengkhianatannya, wajah Marietta dipenuhi jerawat yang membentuk kata "pengadu," berkat Mantra Anti-Pengadu yang dipasang oleh Hermione.
Itulah delapan tokoh dalam seri Harry Potter yang tidak mendapat bagian dalam film. Peran mereka sebenarnya cukup penting, bukan? Jika mereka dihadirkan, cerita dalam film tentu akan terasa lebih seru dan lengkap.