Profil Kardinal Ignatius Suharyo Kandidat Calon Paus dari Jogja

- Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025, menyisakan kekosongan jabatan Paus.
- Kardinal Ignatius Suharyo, salah satu calon Paus baru, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang kuat.
- Sejak ditahbiskan pada 1976, Kardinal Ignatius Suharyo telah menjabat berbagai posisi penting dalam Gereja Katolik.
Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia. Kemudian, muncul pertanyaan siapa yang akan menggantikan sosoknya sebagai Paus. Beberapa nama digadang-gadang sebagai calon Paus baru, salah satunya Kardinal Ignatius Suharyo.
Biasanya konklaf atau pertemuan Dewan Kardinal diadakan 15 hari pasca wafatnya Paus. Setidaknya terdapat 135 nama kardinal dari seluruh dunia yang tercatat di Vatikan, telah memenuhi syarat sebagai Kepala Gereja Katolik Roma Sedunia, termasuk Kardinal Ignatius Suharyo yang berasal dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
1. Keluarga dan pendidikan Kardinal Ignatius Suharyo

Memiliki nama lengkap Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Kardinal Ignatius Suharyo adalah kardinal ketiga dalam sejarah di Indonesia. Lahir di Sedayu pada 9 Juli 1950 dan merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Dikutip laman Bollettino Sala Stampa della Santa Sede, salah satu saudara lelakinya adalah biarawan dan dua saudara perempuannya adalah biarawati.
Kardinal Ignatius Suharyo mulai usia 11 tahun sudah memilih hidup di jalan Tuhan dengan masuk Seminari Menengah Petrus Canisius Mertoyudan. Selanjutnya kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta jurusan pendidikan filsafat dan teologi, dilanjutkan jurusan yang sama di Pontifical Urbaniana University di Roma. Dari pendidikannya tersebut, Kardinal Ignatius Suharyo berhasil menyandang gelar lisensiat pada 1979 dan doktor tahun 1981.
2. Riwayat perjalanan Kardinal Ignatius Suharyo

Kardinal Ignatius Suharyo ditahbiskan pada 26 Januari 1976 oleh Kardinal Darmojuwono di Kapel Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, dan menjadi fermator sampai tahun 1997.
Pada periode ini sekaligus menjabat sebagai sebagai guru besar kateketik di Fakultas Filsafat dan Sosiologi dari tahun 1981 sampai 1991. Dan dari tahun 1993-1997 merupakan Dekan Fakultas Teologi.
3. Menjadi Uskup Agung Semarang sampai Presiden Konferensi Waligereja

Kardinal Ignatius Suharyo resmi diangkat sebagai Uskup Agung Semarang pada 21 April 1997 oleh Paus Yohanes Paulus II. Selanjutnya, turut menerima pentahbisan episkopal dari Kardinal Daarmatmadja pada tanggal 22 Agustus di tahun yang sama.
Ia memilih motto Serviens Domino cum omni humilitate atau yang artinya “Melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati” diambil dari Kitab Kisah Para Rasul (20:19). Tiga tahun kemudian, ia memimpin Komisi Dialog Antaragama dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), menjabat selaku Sekretaris Jenderal dari tahun 2000- 2006. Lalu di tahun 2006, Kardinal Ignatius Suharyo menjadi pemimpin atas Ordinariat Militer Indonesia (Keuskupan TNI/Polri).
Tahun 2010, diangkat menjadi Uskup Agung Jakarta bersamaan dengan masa pensiun Julius Kardinal Darmaatmadja SJ. Sejak tahun 2012-2021, terpilih sebagai Presiden Konferensi Waligereja selama tiga periode.
Tahun 2019, tepatnya tanggal 5 Oktober, dirinya berhasil diangkat dan diproklamasikan sebagai Kardinal oleh Paus Fransiskus dengan Gelar Spirito Santo alla Ferratella. Kardinal Ignatius Suharyo berhak memilih dan dipilih sebagai paus yang baru. Rencananya akan berangkat ke Vatikan pada awal Mei untuk mengikuti konklaf.