Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Tokoh Kartun Gak Bertambah Usia? Ini Alasan Logisnya

ilustrasi Upin & Ipin (dok. Les' Copaque')
Intinya sih...
  • Konsep floating timeline memungkinkan karakter kartun tetap sama usianya, meski waktu nyata telah berubah.
  • Pertahankan usia karakter untuk kemudahan pengembangan cerita dan menjaga minat penonton, terutama anak-anak.
  • Perubahan usia karakter akan memerlukan desain ulang, alur cerita baru, dan biaya tambahan yang rumit.

Sebagai orang dewasa, kamu mungkin baru menyadari bahwa sebagian besar kartun yang kamu tonton sewaktu kecil dahulu, ternyata para karakter di dalamnya jarang atau tidak pernah sekalipun terlihat bertambah usia. Bahkan, kalau boleh jujur, sedikit sekali kita melihat karakter utama berusia dewasa di kebanyakan kartun.

Seringnya, yang menjadi tokoh utama adalah karakter anak-anak, remaja, atau karakter imajinatif lainnya yang identik dengan kesan kekanakan. Kira-kira, kenapa para tokoh kartun ini jarang terlihat bertambah usia? Apakah para animator dan pembuat ceritanya terlalu malas mengembangkan cerita baru? Nah, biar gak penasaran, coba simak artikel berikut!

1. Adanya konsep floating timeline

potret Minky Momo, anak 12 tahun yang dapat berubah jadi dewasa karena sihir (dok. Production Reed/Magical Princess Minky Momo)

Bahasa mudahnya, floating timeline adalah konsep yang memungkinkan sebuah karakter di dalam tayangan tetap berada pada usia yang sama, meski waktu di dunia nyata aslinya telah berubah banyak. Banyak studio animasi memakai konsep ini pada serial kartun buatan mereka untuk alasan kemudahan pengembangan cerita.

Bila alur cerita yang ingin dibuat, berpusat pada kisah seorang anak 12 tahun yang berpetualang di dunia fantasinya. Tentunya, bakal lebih mudah kalau sang karakter utama sekaligus tokoh-tokoh pendukungnya, dipertahankan dalam usia yang sama. Jadi, alur cerita tidak akan melebar ke mana-mana dan membuatnya terlalu rumit untuk diikuti penonton.

2. Mempertahankan penonton yang sama

potret karakter Masha dan si beruang (youtube.com/Masha and The Bear)

Kalau saja pihak di balik serial animasi, memutuskan untuk mengembangkan cerita baru dengan mengubah karakter di dalam serialnya menjadi dewasa. Tentunya, akan ada banyak perubahan yang terjadi, utamanya dalam hal cerita. 

Padahal, perubahan seperti itu tidak selalu bisa berhasil menarik minat anak-anak untuk tetap bertahan menonton serial kartun tersebut. Maka, jalan aman pun dipilih dengan tetap mempertahankan tokoh kartun pada usia yang sama. Toh, karakter yang tidak mengalami banyak perubahan, baik dari segi usia maupun desainnya, bakal terlihat lebih familier dan ikonik di mata penonton.

3. Menarik minat generasi baru

potret SpongeBob dan Patrick (dok. Nickelodeon/SpongeBob SquarePants)

Ada alasan khusus mengapa beberapa serial kartun mampu tetap eksis di layar televisi selama bertahun-tahun, tanpa kehilangan banyak penonton. Selain karena faktor cerita yang memang menarik dan relate untuk semua generasi. Sedikit banyaknya, penyebab serial kartun mampu bertahan adalah dikarenakan para tokohnya di dalamnya tidak pernah bertambah tua.

Karakter yang memiliki kesan muda, ceria, dan menyenangkan, pastinya bakal selalu menarik perhatian anak-anak. Maka, setelah penonton dari generasi lama bertambah dewasa. Anak-anak dari generasi baru pun bakal hadir sebagai penerus yang akan menikmati tayangan kartun tersebut.

4. Repot mendesain ulang karakter dan alur ceritanya

potret Upin, Ipin, dan kawan-kawannya (lescopaque.com)

Untuk mendukung penggambaran tokoh kartun yang bertambah usia, tentunya para animator mesti bekerja keras lagi untuk mendesain ulang karakternya. Mereka harus memikirkan, seperti apa kira-kira rupa karakter buatan mereka saat beranjak remaja atau bahkan dewasa.

Selain itu, kalaupun nekat mengambil konsep penambahan usia, tentunya bukan hanya karakter utama saja yang harus para animator ubah desain beserta pakaiannya. Tapi, para karakter pendukung di sekeliling mereka pun juga perlu ikut diubah dalam banyak aspek.

Padahal, selain harus mengubah desain karakter. Pihak di balik serial kartun pun mesti merancang alur cerita baru lagi. Ya, meskipun semua hal tadi bisa saja direalisasikan. Tapi, prosesnya akan sangat rumit dan mungkin memerlukan dana yang lebih banyak lagi. Maka, jangan heran kalau kamu jarang melihat tokoh kartun kesukaanmu bertambah usia.

5. Nostalgia masa kecil

potret Rudy, Snap, dan Penny (dok. Nickelodeon/ChalkZone)

Sebenarnya, aspek nostalgia bukanlah tujuan utama yang ingin dicapai oleh pihak di balik pembuat serial kartun. Tapi, karena tidak adanya perubahan usia yang terjadi pada kebanyakan tokoh kartun, akhirnya kartun-kartun keluaran lama pun jadi memiliki kesan nostalgia yang melekat pada mereka.

Bagi penonton yang semasa kecilnya pernah menyaksikan serial kartun tertentu. Setelah bertambah dewasa, mereka pun dapat kembali merasakan sisi nostalgia saat melihat kartun-kartun lawas. Mungkin mereka teringat dengan seberapa jauh usia mereka bertambah, namun para karakter di serial favoritnya dahulu masih tetap muda dan tidak menua.

Mungkin juga jadi teringat dengan kenangan lucu dan manis yang terkait dengan masa kecil. Apa pun itu, tentu kamu pun jadi bersyukur bahwa para karakter kesukaanmu tidak mengalami perubahan usia yang drastis, meski telah banyak episode yang dimunculkan. Tidak peduli seberapa jauh usiamu bertambah, serial kartun di masa kecil akan selalu berhasil menjadi pengingat bahwa kamu yang sudah dewasa pun, dulunya pernah menjadi seorang anak kecil yang polos dan lugu.

 

Setelah menyimak penjelasan di atas, apakah menurutmu semua poinnya masuk akal? Atau, kamu masih lebih percaya bahwa para tokoh kartun kesukaanmu telah terjebak di dunia yang membuat mereka muda selamanya atau mereka memang inisiatif meminum ramuan agar tetap bertahan dalam usia yang sama, seperti ketika mereka pertama kali muncul di acara tersebut?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hay Lee
EditorHay Lee
Follow Us