Hujan Tak Surutkan Antusiasme Ribuan Orang Hadiri Pembukaan JAFF 2024

- Samsara karya Garin Nugroho menjadi film pembuka Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-19 di Empire XXI Yogyakarta.
- Prosesi pembukaan JAFF ke-19 berlangsung khidmat dengan potong tumpeng oleh Founder JAFF, Garin Nugroho, diserahkan kepada Menteri Kebudayaan RI dan Founder Busan International Film Festival.
- Tema "Metanoia" yang diusung pada JAFF ke-19 merefleksikan transformasi sinema Asia dalam menghadapi tantangan global, disampaikan oleh Garin Nugroho dalam sambutannya.
Yogyakarta, IDN Times - Gerimis turun di Kota Yogyakarta sejak sore. Namun, cuaca tak menyurutkan antusiasme ribuan pencinta film untuk hadir pada pembukaan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-19 di Empire XXI Yogyakarta, Sabtu malam (30/11/2024).
1. Usung tema Metanoia

Prosesi pembukaan JAFF ke-19 berlangsung khidmat dengan dimulainya acara secara simbolis melalui potong tumpeng oleh Founder JAFF, Garin Nugroho. Tumpeng tersebut diserahkan kepada Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, dan Founder Busan International Film Festival, Kim Dong-Ho.
Garin menyampaikan bahwa tema “Metanoia” yang diusung pada JAFF ke-19 merefleksikan transformasi berkelanjutan sinema Asia dalam menghadapi berbagai tantangan global. Dalam sambutannya, Garin menyebut bahwa malam pembukaan ini adalah momen istimewa bagi JAFF dan masyarakat Jogja.
“Kehadiran dan kebersamaan Anda semua adalah bentuk dukungan terbesar bagi ajang festival seperti JAFF. Kepercayaan, kolaborasi, dan kebersamaan adalah kunci untuk membangun ekosistem film, baik di Indonesia, Asia, bahkan di dunia,” ujar Garin.
2. Pencapaian insan perfilman Indonesia di kancah global

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, dalam sambutannya pada pembukaan JAFF ke-19, mengapresiasi pencapaian insan perfilman Indonesia di tingkat global. Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa Indonesia adalah salah satu pusat kreativitas unggul di Asia. Ia juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk mendukung pertumbuhan industri film di tanah air.
“Kami juga akan berupaya mendukung distribusi karya-karya ini ke pasar global,” tuturnya. “Saya ingin mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memperkuat ekosistem perfilman sebagai medium untuk menyuarakan pesan-pesan universal, memperkenalkan budaya Indonesia, serta menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang dan penggerak perubahan,” tambah dia.
3. Lomba Sihir dan Samsara sukses menyihir penonton

Kerumunan semakin rapat ketika grup musik Lomba Sihir naik ke atas panggung. 'Hati dan Paru-Paru' menjadi lagu pembuka yang langsung menyihir penonton. Meski gerimis masih mengguyur, mereka tetap setia di tempatnya sembari ikut bernyanyi.
Acara pembukaan JAFF 19 dilanjutkan dengan pemutaran Samsara, film bisu hitam putih karya Garin Nugroho. Film ini berlatarkan Bali pada awal abad ke-20, di mana daya tarik dan mistisisme Tanah Dewata mulai dijelajahi oleh orang asing. Tanpa warna dan dialog, Samsara memberikan nuansa yang berbeda dan magis bagi JAFF tahun ini.