Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Hal Tak Terduga yang Bisa Menular, Menguap Termasuk?

ilustrasi menguap (pexels.com/Andrea Piacquadio )
ilustrasi menguap (pexels.com/Andrea Piacquadio )
Intinya sih...
  • Menguap adalah bentuk dari empati dan dapat menular antara teman dan keluarga.
  • Emosi, baik positif maupun negatif, bisa menular melalui ekspresi wajah, suara, atau media sosial.
  • Energi, perilaku, dan kebiasaan seseorang dapat menular kepada orang di sekitarnya melalui interaksi sosial.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu merasa tiba-tiba ingin menguap setelah melihat orang lain menguap? Atau merasakan sedih setelah melihat orang lain menangis? Fenomena-fenomena ini mungkin terlihat aneh, tapi tahukah kamu bahwa beberapa hal tidak terduga bisa menular?

Ternyata, tidak hanya penyakit yang bisa menular. Emosi, perilaku, bahkan kebiasaan pun bisa menular. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang saling terhubung. Kita tidak hanya dipengaruhi oleh diri kita sendiri, tetapi juga oleh orang-orang di sekitar kita.

Fenomena penularan ini bisa terjadi karena berbagai faktor. Berikut adalah lima hal tak terduga yang ternyata bisa menular, beserta penjelasan ilmiahnya. Yuk, simak!

1. Menguap

ilustrasi menguap (pexels.com/George Milton )
ilustrasi menguap (pexels.com/George Milton )

Menguap sering dianggap sebagai tanda kelelahan atau kebosanan, namun ternyata, menguap juga bisa menular. Menurut sebuah studi, menguap adalah jenis “echophenomenon”, yang berarti imitasi otomatis dari orang lain. Ini mungkin bagian dari respons empati alami manusia. Penelitian menunjukkan bahwa menguap menular lebih tinggi antara teman dan anggota keluarga, yang mendukung hipotesis bahwa menguap menular adalah bentuk dasar dari empati.

Menguap menular berbeda dari menguap spontan karena terjadi ketika seseorang menguap sebagai respons terhadap menguap orang lain. Ini menunjukkan bahwa ikatan sosial adalah salah satu pendorong utama perbedaan tingkat menguap menular antar individu. Bahkan, ada bias gender di mana wanita lebih sering merespons menguap orang lain, dan pria lebih sering direspons oleh orang lain.

2. Emosi

ilustrasi marah (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi marah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Emosi, baik itu kebahagiaan atau kesedihan, bisa menular melalui ekspresi wajah, suara, atau bahkan melalui media sosial. Kamu mungkin pernah merasa senang setelah melihat orang lain tertawa, atau sebaliknya, merasa sedih ketika melihat seseorang menangis. Penelitian menunjukkan bahwa emosi dapat menular antarindividu, menghasilkan sinkronisasi perilaku.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa emosi negatif juga dapat menular di antara pengguna media sosial, menunjukkan bahwa emosi dapat menyebar dan mempengaruhi komunikasi di antara kelompok. Ini menunjukkan pentingnya kesadaran publik tentang emosi negatif.

3. Energi

ilustrasi tidur (unsplash.com/cottonbro studio)
ilustrasi tidur (unsplash.com/cottonbro studio)

Energi yang dimiliki seseorang bisa mempengaruhi orang di sekitarnya. Jika kamu berada di dekat seseorang yang penuh semangat, kamu mungkin akan merasa lebih berenergi. Sebaliknya, berada di dekat seseorang yang lesu bisa membuatmu merasa lelah.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa perilaku teman sebaya memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan energi seseorang. Misalnya, pilihan energi pribadi seperti memasang panel surya atau membeli kendaraan hibrida bisa menular. Ini menunjukkan bahwa pilihan energi pribadi seseorang dapat dipengaruhi oleh perilaku orang lain di sekitarnya.

4. Gaya berbicara

ilustrasi belajar (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi belajar (pexels.com/Keira Burton)

Tanpa disadari, kamu mungkin mulai meniru aksen atau gaya berbicara orang yang sering kamu dengar. Fenomena ini sering terjadi pada orang yang pindah ke daerah baru atau yang sering menonton film dari negara tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa emosi dapat menular melalui pola bicara, bahasa tubuh, atau ekspresi wajah.

Emosi yang ditransfer melalui akun verbal, ekspresi wajah, gerakan, postur, dan perilaku serupa dari seseorang ke orang yang mengamatinya dikenal sebagai kontagion emosi. Ini menunjukkan bahwa beberapa emosi dapat ditransfer melalui perilaku verbal dari seseorang ke orang lain yang mengamatinya.

5. Kebiasaan

ilustrasi membaca (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi membaca (pexels.com/Eren Li)

Kebiasaan, seperti merokok atau makan tidak sehat, juga bisa menular. Jika kamu sering menghabiskan waktu dengan orang yang memiliki kebiasaan tertentu, kamu mungkin akan mulai meniru kebiasaan tersebut. Penelitian tentang kontagion sosial menunjukkan bahwa mengingat bersama orang lain dapat mendistorsi memori.

Kontagion sosial adalah proses memasukkan kesalahan orang lain ke dalam memori seseorang. Ini menunjukkan bahwa perilaku tertentu dan kebiasaan dapat menyebar di antara individu dan memiliki konsekuensi yang bertahan lama.

Jadi, lain kali kamu merasa tiba-tiba menguap setelah melihat orang lain menguap, atau merasa sedih setelah melihat orang lain menangis, jangan heran. Hal ini adalah bukti bahwa kamu adalah makhluk sosial yang terhubung dengan orang lain di sekitarmu. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us