Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Mitos tentang Kekhawatiran, Benarkah Bikin Produktif?

ilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Banyak dari kita yang berpikir bahwa kekhawatiran bermanfaat bagi kita. Kita bahkan berpikir, kecemasan dan kegelisahan bisa membantu kita untuk menjadi lebih produktif. Misal, ketika mengkhawatirkan ujian atau pekerjaan, kita akan berusaha untuk melakukan yang terbaik.

Padahal, itu sama sekali tidak benar. Kekhawatiran bukan memotivasi kita secara positif, melainkan menjadi penghambat karena membuat kita terjebak dalam rasa takut. Berikut beberapa mitos tentang kekhawatiran yang seharusnya tidak kita percaya.

1.Kekhawatiran bisa membantu kita menyelesaikan pekerjaan dan meraih prestasi

ilustrasi wanita (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pernah tidak, kamu terus kepikiran soal deadline tugas atau pekerjaan dengan anggapan memikirkannya akan membantumu menyelesaikan dengan cepat dan maksimal. Alhasil menjelang pengumpulan, kamu sering uring-uringan dan overthinking sendirian.

Waktumu dihabiskan dengan perasaan tidak tenang tentang tugas. Alih-alih memberi dampak positif, kekhawatiran justru membuatmu semakin terjebak dalam rasa tidak bahagia.

2.Kekhawatiran bisa melindungi dari hal-hal negatif yang mungkin terjadi

ilustrasi wanita (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak orang percaya merasa khawatir bisa menghindarkan kita dari bahaya yang mungkin bisa terjadi. Kekhawatiran hanyalah pikiran kita, belum tentu benar atau pasti akan terjadi.

Biasanya, kekhawatiran melibatkan perasaan lebih dari pikiran rasional. Sifatnya adalah subyektif atau berpusat pada diri sendiri. Sekuat apa pun perasaanmu, itu tidak bisa merefleksikan realitas yang terjadi. Ditambah, kekhawatiran kita tidak akan berpengaruh sedikit pun pada hasil akhir yang terjadi. Semua bergantung pada usaha atau tindakan kita sebelumnya.

3.Kekhawatiran kita pasti benar

ilustrasi wanita (pexels.com/Eric Mclean)

Misal, kamu punya kekhawatiran atau pemikiran buruk bahwa ia akan marah padamu. Sudah pasti ia marah padamu. Padahal, kenyataannya tidak begitu. Kembali lagi, kekhawatiran kita adalah bentuk pemikiran yang pasti kebenarannya.

Jadi, jangan mau hidup dikendalikan perasaan. Apalagi kekhawatiran. Memang benar ada pemicu atau alasan di balik semua perasaan atau pemikiran kita. Namun tidak bisa kita semerta-merta menelan itu sebagai sebuah kebenaran mutlak.

4.Kekhawatiran tidak bisa dikontrol

ilustrasi wanita (pexels.com/lesha tuman)

Kekhawatiran adalah salah satu wujud dari perasaan. Dan namanya perasaan, semua pasti berada di bawah kontrolmu asal kamu pun tidak terus menghibur perasaan itu.

Saat kekhawatiran datang, kamu punya pilihan antara diam berlama-lama dalam pikiran itu, atau berhenti tidak memikirkannya lagi. Peganglah prinsip, cukup adalah cukup.

Bukan berarti kita harus jadi pribadi yang selalu optimis tanpa khawatir sedikit pun. Namanya manusia, kekhawatiran adalah hal yang lumrah. Tapi jangan jadikan kekhawatiran itu sebagai patokan atau dasar untuk menjalani hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Caroline Graciela Harmanto
EditorCaroline Graciela Harmanto
Follow Us