Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Metode Belajar Efektif bagi Pemelajar Dewasa, Cepat Menyerap Materi

ilustrasi pembelajar dewasa (pexels.com/Andy Barbour)
Intinya sih...
  • Pembelajaran berbasis masalah efektif untuk pemelajar dewasa karena relevan dengan kehidupan mereka dan memungkinkan penerapan langsung.
  • Blended learning memberi fleksibilitas bagi pemelajar dewasa dengan jadwal padat, memungkinkan akses materi kapan dan di mana saja.
  • Pemelajar dewasa suka belajar secara langsung lewat praktik, sehingga metode learning by doing sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri mereka.

Mengajar pemelajar dewasa itu bisa dibilang punya tantangan dan keunikan tersendiri. Mereka bukan hanya datang dengan segudang pengalaman hidup, tapi juga punya cara belajar yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak atau remaja. Biasanya, mereka sudah lebih tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan, jadi pendekatan belajar harus lebih relevan, aplikatif, dan langsung bisa diterapkan dalam kehidupan mereka.

Sebagai pengajar, tugasmu adalah menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan efektif. Kalau kamu bisa memilih metode yang tepat, mereka akan lebih mudah menyerap materi dan merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Yuk, bahas metode belajar yang tepat supaya pemelajar dewasa bisa menerima materi dengan lebih efektif, tanpa merasa terbebani atau bosan.

1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning / PBL)

ilustrasi pembelajar dewasa (pexels.com/RDNE Stock project)

Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu metode yang efektif untuk membangkitkan minat belajar pada pemelajar dewasa. Dalam metode ini, pemelajar diajak untuk menyelesaikan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan atau pekerjaan mereka. 

Metode ini sangat cocok untuk orang dewasa karena mereka cenderung belajar dengan lebih baik ketika materi yang diberikan berkaitan dengan pengalaman hidup atau tantangan yang mereka hadapi di dunia nyata. Kenapa ini efektif? Pembelajar dewasa suka merasa bahwa apa yang mereka pelajari bisa langsung diterapkan. Dengan PBL, mereka bisa melihat hubungan langsung antara teori yang dipelajari dan masalah yang ada di kehidupan mereka.

2. Kombinasi pembelajaran tatap muka dan online (Blended Learning)

ilustrasi mengajari pembelajar dewasa (pexels.com/SAULO LEITE)

Pemelajar dewasa biasanya punya jadwal yang padat. Mereka punya pekerjaan, keluarga, dan banyak hal lain yang harus diurus sehingga waktu untuk belajar pun terbatas. Dengan metode blended learning, kamu bisa menawarkan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh pemelajar dewasa. Blended learning adalah kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online, sehingga pemelajar bisa mengakses materi kapan saja dan dimana saja.

Kenapa ini efektif? Metode ini memberi kebebasan bagi pemelajar dewasa untuk belajar sesuai dengan waktu dan kecepatan mereka sendiri. Ini tentu sangat berguna mengingat mereka punya banyak hal lain yang harus dilakukan. Gunakan berbagai platform e-learning atau grup diskusi online, sehingga pemelajar bisa melanjutkan diskusi atau mempelajari materi tambahan tanpa merasa tertekan.

3. Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning)

ilustrasi pembelajar dewasa (pexels.com/George Pak)

Pemelajar dewasa biasanya punya banyak pengalaman yang berharga untuk dibagikan. Metode pembelajaran kolaboratif memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing pemelajar untuk saling berbagi, berdiskusi, dan belajar bersama. Ini bisa dalam bentuk diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau studi kasus.

Metode ini sangat cocok karena pemelajar dewasa lebih menyukai kesempatan untuk bertukar pikiran dan mendapatkan hal baru dari teman sebaya mereka. Selain itu, mereka merasa lebih dihargai ketika pendapat dan pengalamannya didengarkan. Ditambah lagi, kolaborasi juga memberi mereka kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama, yang meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi.

4. Belajar dengan melakukan (learning by doing)

ilustrasi pembelajar dewasa (pexels.com/RDNE Stock project)

Pemelajar dewasa cenderung lebih suka belajar secara langsung lewat praktik, bukan hanya teori. Metode ini sangat efektif karena pemelajar dewasa bisa langsung merasakan bagaimana teori diterapkan dalam konteks yang nyata. Dengan learning by doing, mereka akan lebih mudah mengingat materi dan lebih percaya diri dalam menerapkannya.

Kenapa ini efektif? Pembelajar dewasa lebih mudah mengingat sesuatu yang sudah mereka coba sendiri. Saat melakukan hal yang baru, mereka merasa lebih yakin dan siap untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut di kehidupan nyata. Jadi, ciptakan kesempatan bagi pemelajar untuk langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Bisa dengan memberikan tugas praktik atau simulasi yang mirip dengan kondisi dunia nyata.

5. Pembelajaran dalam potongan kecil (microlearning)

ilustrasi pembelajar dewasa (pexels.com/Andy Barbour)

Pemelajar dewasa sering terbentur dengan keterbatasan waktu. Maka dari itu, microlearning, yaitu pembelajaran dalam bentuk potongan kecil yang bisa dipelajari dalam waktu singkat, menjadi salah satu metode yang sangat cocok. Pembelajaran ini bisa berupa video pendek, artikel ringkas, atau kuis interaktif yang bisa diakses kapan saja.

Microlearning membantu pemelajar dewasa untuk tetap fokus dan gak merasa kewalahan dengan banyaknya materi. Dengan cara ini, mereka bisa mengatur waktu belajar dengan lebih fleksibel dan tetap bisa menyerap informasi dalam jumlah yang sesuai kapasitas mereka. Pembelajar dewasa memiliki jadwal yang padat, jadi microlearning memungkinkan mereka untuk belajar dalam waktu singkat tanpa harus mengorbankan banyak waktu.

6. Pembelajaran mandiri (self-directed)

ilustrasi mengajari pembelajar dewasa (pexels.com/Kampus Production)

Pembelajar dewasa biasanya lebih suka belajar dengan cara mandiri. Mereka punya cara atau preferensi tertentu dalam cara belajar yang dianggap efektif. Metode pembelajaran mandiri memberi mereka kebebasan untuk mengeksplorasi materi sesuai dengan minat atau kebutuhannya. Mereka bisa mengatur jadwal belajar sendiri dan memilih topik yang paling relevan.

Kenapa ini efektif? Pembelajar dewasa cenderung lebih termotivasi dan lebih mudah menyerap materi ketika mereka diberikan kontrol penuh atas cara mereka belajar. Mereka bisa memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan dan belajar dengan cara yang mereka anggap paling nyaman.

7. Feedback dan refleksi yang konstruktif

ilustrasi pembelajar dewasa (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu aspek yang gak boleh diabaikan dalam pengajaran pemelajar dewasa adalah pemberian umpan balik (feedback) yang konstruktif. Pembelajar dewasa ingin tahu sejauh mana mereka sudah memahami materi dan apa yang bisa diperbaiki. Mereka cenderung lebih menyukai umpan balik yang jelas dan memberikan arahan konkret, daripada sekadar pujian atau kritik yang umum.

Proses refleksi juga sangat penting. Setelah belajar, ajak mereka untuk merefleksikan apa yang sudah dipelajari, bagaimana penerapannya, dan apa yang bisa dilakukan untuk terus memperbaiki pemahaman mereka. Ini juga memberi mereka kesempatan untuk mengevaluasi kemajuan dan mencari tahu apa yang perlu diperbaiki.

Mengajar pemelajar dewasa memang membutuhkan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak. Mereka lebih suka belajar yang relevan, aplikatif, dan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan mereka. Dengan memilih metode yang tepat kamu bisa membuat mereka lebih terlibat, lebih cepat memahami materi, dan lebih termotivasi untuk belajar. Siap menentukan metode mana yang ingin kamu gunakan?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us