7 Istilah Perfilman di KBBI yang Diserap dari Bahasa Asing, Ada Gimik

Situs web KBBI VI Daring menyematkan label-label untuk mengklasifikasikan entri yang telah terdaftar berdasarkan ragam bahasa, jenis, kelas kata, bidang, dan asal bahasanya. Dengan adanya pengklasifikasian tersebut, pengguna dapat lebih mudah menelusuri senarai kata ataupun istilah tertentu. Contohnya istilah pada bidang perfilman yang saat ini tersedia sebanyak 70 kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dari puluhan kata yang dilabeli bidang perfilman tersebut, beberapa di antaranya diserap dari bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Jepang. Penasaran, apa saja? Yuk, segera simak!
1. Istilah "aside" mempunyai makna 'tokoh yang berbicara langsung dengan menghadap kamera seolah-olah sedang berbicara pada penonton'

2. Diserap dari kata gimmick, "gimik" diartikan sebagai 'sudut pengambilan khusus untuk menarik perhatian pemirsa dalam produksi program siaran'

3. Selanjutnya ada istilah "kaiju eiga" yang bermakna 'genre film Jepang dengan monster raksasa sebagai tokoh utama' atau bisa juga disebut film monster

4. Peran "kameo" biasanya dimainkan oleh seorang aktor/aktris terkenal dalam sebuah adegan pendek, misalnya Kim Soo Hyun dalam drama CLOY

5. "Piksilasi" dari kata pixilation bermakna 'teknik gerak diam yang memotret pergerakan orang/benda pada waktu berbeda, tetapi tampak berhubungan'

6. "Syuting" dilabeli sebagai ragam cakapan (takbaku) di KBBI. Jadi, biarpun sudah terdaftar, kata ini harus tetap dicetak miring dalam laras bahasa formal

7. Lain halnya dengan syuting, kata "trailer" diadopsi secara utuh tanpa label ragam cakapan sehingga tidak perlu dimiringkan penulisannya

Penyerapan istilah asing ke dalam KBBI tak terlepas dari interaksi masyarakat dengan kosakata itu sendiri. Makin sering sebuah kata bersinggungan dengan keseharian masyarakat Indonesia baik secara lisan maupun tulisan, makin besar kemungkinan kata tersebut direngkuh sebagai lema baru seperti ketujuh istilah perfilman di atas.