Digelar 8 Hari, 10 Ribu Orang Tonton Jogja Netpac Asian Film Festival

Putri Marino sampai film AUM! sabet penghargaan tahun ini

Yogyakarta, IDN Times – Jogja Netpac Asian Film Festival atau JAFF resmi ditutup pada Sabtu, 4 Desember 2021. Meski digelar di tengah pandemik, siapa sangka jumlah pengunjung yang hadir mencapai 10 ribu orang lebih, dihitung sejak awal pembukaan pada 27 November 2021 lalu.

Tahun ini, penutupan JAFF 16 sekaligus menjadi pemutaran film Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga yang dihadiri para pemain dan kru., sekaligus malam penganugerahan film terbaik Asia.

 

1. Dihadiri oleh sineas dan aktris kawakan

Digelar 8 Hari, 10 Ribu Orang Tonton Jogja Netpac Asian Film FestivalPrilly Latuconsina hadir di JAFF ke-16 (dok.istimewa)

Sebagai salah satu festival terbesar, tak heran selama masa penayangan JAFF 16 yang digelar di Empire XXI, Yogyakarta dihadiri banyak tokoh penting dunia perfilman. Antara lain PrillyLatuconsina dan UmayShahab

Keduanya juga terlibat perbincangan dengan para penonton dalam film terbaru mereka, yang berjudul Ku Kira Kau Rumah. Selain itu ada Ernest Prakarsa yang turut hadir untuk mewakili film terbarunya, Teka-teki Tika

2. Ratusan film ditayangkan selama JAFF ke-16

Digelar 8 Hari, 10 Ribu Orang Tonton Jogja Netpac Asian Film FestivalKeseruan nonton film selama JAFF ke-16 (dok.istimewa)

Setidaknya terdapat 115 film yang telah diputar di festival JAFF ke-16. Film-film ini tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi dari 15 negara di Asia Pasifik yang ditayangkan dalam lima studio film di Empire XXI yang beralamat di Urip Sumoharjo Kota Yogyakarta. 

Film dari luar negeri yang ditayangkan mulai dari Memoria dari Prancis sampai Rehana Maryam Noor yang merupakan film asal Bangladesh. Tak ketinggalan yang meramaikan JAFF ini ada film Dear To Me yang merupakan film pendek menyoal LGBT dari sutradara Monica Vanesa Tedja.

Baca Juga: Resmi Dibuka, JAFF 2021 Jadi Magnet Pencinta Film

Baca Juga: Film 'Yuni' dari Fourcolours Films Sabet Platform Prize di TIFF

3. Closing JAFF ke-16 dimeriahkan oleh penampilan Gayam 16 dan Caesar King

Digelar 8 Hari, 10 Ribu Orang Tonton Jogja Netpac Asian Film FestivalClosing JAFF ke-16 (dok.istimewa)

Yang tidak kalah istimewa dari penutupan JAFF tahun 2021 adalah penampilan meriah dari Ari Wulu dan Gayam 16 serta Caesar King. Meski tidak ditampilkan secara langsung, penampilan komunitas Gayam 16 dan Caesar King tetap memukau dan mengundang tepuk tangan meriah para penonton.

Gayam 16 adalah komunitas seni asal Yogyakarta yang menghidupkan alat musik gamelan di tengah maraknya musik luar negeri yang masuk ke Indonesia. 

4. Pemberian penghargaan Golden Hanoman Award dan NETPAC Award

Digelar 8 Hari, 10 Ribu Orang Tonton Jogja Netpac Asian Film FestivalGolden Hanoman Award dan NETPAC Award (dok.istimewa)

JAFF ke-16 tidak hanya menyiarkan dan berdiskusi film saja, tapi juga memberikan penghargaan kepada film dan sineas terbaik berasal dari dalam maupun luar negeri. Sebagai Pemenang Golden Hanoman Award dan NETPAC Award yaitu Taste dari Lê Båo. Penghargaan ini diberikan kepada Film Asia Terbaik pertama melalui penjurian dalam program Main Competition.

Sedangkan NETPAC Award adalah penghargaan yang diberikan oleh Network for the Promotion of Asia Pacific Cinema (NETPAC) sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sutradara Asia untuk karya film pertama dan kedua yang memberikan kontribusi sinematik yang dinilai penting bagi gerakan sinema baru Asia.

Film dalam negeri, yaitu Yuni karya Kamila Andini, menyabet penghargaan Silver Hanoman Award bersamaan dengan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Edwin yang bercerita tentang Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati.

5. Film ‘AUM!’ sampai Putri Marino juga menyabet penghargaan bergengsi

Digelar 8 Hari, 10 Ribu Orang Tonton Jogja Netpac Asian Film FestivalPutri Marino sebagai best performance (instagram.com/jaffjogja)

Penganugerahan Blencong Award kali ini diberikan kepada film karya Vu Minh Nghia dan Pham Hoang Minh Thy, Live In Cloud-Cuckoo Land. Blencong Award adalah penghargaan yang diberikan kepada film pendek Asia terbaik dari program Light of Asia.

Sementara penghargaan lain juga datang dari JAFF Indonesian Screen Awards yang diberikan untuk film panjang Indonesia dari para sutradara mapan serta talenta muda yang tengah naik daun. Film Kadet 1947 meraih pernghargaan sebagai Best Film, sekaligus memenangi Best Director untuk Rahabi dan Aldo Swastia.

Sementara untuk penghargaan Best Storytelling jatuh kepada Preman oleh Randolph Zaini, Best Performance yang dimenangkan oleh Putri Marino dalam perannya di film Losmen Bu Broto, dan yang terakhir adalah Best Cinematography oleh Ujel Bausad dalam film AUM!

Antusias masyarakat yang besar lewat JAFF ke-16 adalah bukti bahwa dunia perfilman tidak mati meski ada pandemik. Justru di era new normal, semangat untuk terus berkarya makin mengobar di dalam dada para sineas dan penikmat film. Nah, sampai jumpa lagi dalam Jogja Netpac Asian Film Festival tahun-tahun berikutnya!

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya