TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasien COVID-19 Bisa Alami Gejala Gangguan Pendengaran

Simak penjelasan dari dokter spesialis di RSA UGM 

freepik.com/karlyukav

Sleman, IDN Times - Hingga saat ini, ditemukan berbagai gejala COVID-19. Mulai dari batuk, demam, sakit tenggorokan, hingga sesak napas. Bahkan, gangguan pendengaran juga menjadi salah satu gejala COVID-19 yang mungkin dialami pasien yang terkena virus SARS-Cov-2.

Lalu, bagaimana gangguan pendengaran ini bisa terjadi? Berapa lama gangguan pendengaran yang dialami pasien COVID-19 bisa terjadi? Berikut penjelasan dari Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Anton Sony Wibowo.

Baca Juga: Usai Sembuh dari COVID-19, Ini 7 Hal yang Harus Diperhatikan!

1. Dikarenakan adanya gangguan saraf pendengaran

freepik.com/cookie_studio

Anton mengungkapkan, gangguan pendengaran pada pasien COVID-19 bukanlah gejala baru. Hanya saja menjadi gejala yang baru dilaporkan pada pasien COVID-19. Dia menyebutkan, jenis gangguan pendengaran ini dikarenakan adanya gangguan saraf pendengaran.

"Jenis gangguan yang muncul adalah jenis gangguan pendengaran karena gangguan saraf pendengaran (sensorineural hearing loss). Selain itu, dapat terjadi telinga berdenging dan kurangnya kemampuan mendengar," ungkapnya pada Jumat (26/3/2021).

2. Kasus pertama dilaporkan di Thailand pada April 2020

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Anton, dari studi Koumpa et al. 2020 yang dipublikasikan di British Medical Journal (BMJ) menunjukkan adanya gangguan pendengaran sensorineural tiba-tiba pada pasien COVID-19. Publikasi ini menyajikan kasus pertama kali dilaporkan pada April 2020 di Thailand.

Anton pun menjelaskan jika, hingga kini belum ada data terkait angka kasus pasti yang dilaporkan. Sementara dari beberapa laporan kasus di Iran tahun 2020 disebutkan pasien COVID-19 yang mengalami gangguan pendengaran berada di rentang usia 22-40 tahun.

"Sedangkan laporan kasus pertama di Inggris terjadi pada laki-laki usia 45 tahun," katanya.

Baca Juga: Pakar UGM Sarankan Kamu Lakukan Tips Ini Jelang Vaksinasi COVID-19

Berita Terkini Lainnya