Mahasiswa UGM Teliti Antivirus Corona dari Jamur Endofit Pohon Api-api

Ditujukan bagi penderita COVID-19 dengan komorbid hipertensi

Sleman, IDN Times - Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Rahmahwati Amaliah, Kartika Puspita Dewi, I. Sabila Elvani (Biologi 2018), dan Riyas Nur Rohimi (Farmasi 2018) di bawah bimbingan Lisna Hidayati mengembangkan antivirus SARS-CoV-2 menggunakan jamur endofit dari mangrove pohon api-api atau Avicennia marina.

Antivirus ini ditujukan bagi penderita COVID-19 dengan komorbid hipertensi.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Genosensor Sekam Padi Deteksi Kanker Mulut

1. Penderita usia lanjut dengan komorbid hipertensi lebih berisiko

Mahasiswa UGM Teliti Antivirus Corona dari Jamur Endofit Pohon Api-apipixabay.com/stevepb

Rahmawati menjelaskan, penelitiannya bersama tim ini bermula dari adanya pandemik COVID-19 yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 yang masih mengancam. Apalagi bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun dan memiliki komorbid, salah satunya hipertensi.

“Dari penelitian yang dilakukan oleh Ejaz et al., (2020) dan Sanyaolu et al., (2020) menunjukkan bahwa pada penderita COVID-19 dengan usia lebih dari 60 tahun dengan penyakit penyerta (komorbid) lebih berisiko terkena infeksi, terutama komorbid hipertensi,” ungkapnya.

2. Avicennia marina berpotensi dikembangkan untuk antivirus SARS-CoV-2

Mahasiswa UGM Teliti Antivirus Corona dari Jamur Endofit Pohon Api-apiANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Menurut Rahmawati, Avicennia marina memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antivirus SARS-CoV-2, karena mampu memproduksi senyawa metabolit yang memiliki bioaktivitas meliputi antivirus, antiinflamasi, antioksidan, dan antihipertensi. Namun di sisi lain, mangrove ini merupakan tanaman konservasi sehingga penggunaannya perlu dibatasi guna mempertahankan keseimbangan ekosistem.

Hal tersebut pun mendorong Rahmawati untuk bisa menggali kembali alternatif lain sebagai pengganti tanaman mangrove tersebut, yakni pemanfaatan jamur endofit dalam jaringan tanaman mangrove A. marina.

“Jamur endofit merupakan mikroorganisme simbion dalam jaringan mangrove yang mampu memproduksi metabolit sama dengan inangnya. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan tanaman mangrove untuk tujuan konservasi. Jamur endofit juga memiliki siklus hidup yang pendek, sehingga mampu memproduksi metabolit dalam waktu singkat, jika dibandingkan dengan tanaman mangrove yang memiliki siklus hidup relatif panjang,” terangnya.

3. Beberapa proses penelitian yang dilakukan

Mahasiswa UGM Teliti Antivirus Corona dari Jamur Endofit Pohon Api-apiPexels.com/Chokniti Khongchum

Penelitian ini sendiri dilakukan melalui beberapa proses. Meliputi pengkulturan isolat jamur endofit hingga analisis uji in silico terhadap tiga protein target, yaitu Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE2), Main Protease SARS-CoV-2 (Mpro), dan Angiotensin II Type I Receptor (AT(1)R) untuk mengetahui potensi aktivitas senyawa yang dihasilkan oleh tanaman mangrove dan jamur endofit sebagai antivirus COVID-19 pada populasi hipertensi.

Menurut Rahmawati, dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui jika senyawa Beta-sitosterol dan Lupeol dari mangrove A. marina, serta senyawa epicatechin yang dihasilkan oleh jamur endofit mangrove A. marina memiliki aktivitas penghambatan yang baik pada ketiga protein target dan menunjukkan hasil baik dalam prediksi ADMETnya. Sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam penelitian lanjutan terkait penemuan antivirus SARS-CoV-2 bagi penderita berkomorbid hipertensi.

"Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi memperkaya literasi untuk membantu pemerintah dalam memerangi pandemi COVID-19 yang masih berkepanjangan, namun juga mendukung pelestarian tanaman mangrove yang statusnya merupakan tanaman konservasi," paparnya.

Baca Juga: Guru Besar UGM Masuk 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya