Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Simposium Internasional Kaji Aparatur di Kasultanan Ngayogyakarta

Pembukaan Simposium Internasional Budaya Jawa, di Royal Ambarrukmo, Sabtu (12/4/2025). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Intinya sih...
  • Keraton Yogyakarta menggelar Simposium Internasional Budaya Jawa di Royal Ambarrukmo.
  • Simposium membahas sejarah, dinamika birokrasi, dan jabatan pendukung keberlangsungan diplomasi di Kasultanan Yogyakarta.
  • Pameran temporer bertajuk Hamongnagari: Aparatur Nagari Yogyakarta juga diselenggarakan hingga 17 Agustus 2025.

Sleman, IDN Times - Keraton Yogyakarta menggelar Simposium Internasional Budaya Jawa, di Royal Ambarrukmo, Sabtu (12/4/2025)–Minggu (13/4/2025). Mengusung tema Aparatur di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, simposium ini mencoba meningkatkan pemahaman terhadap aparatur dan struktur pemerintahan di Kasultanan Yogyakarta.

Selama dua hari, para peserta diajak menelusuri sejarah dan dinamika birokrasi Kasultanan Yogyakarta dari masa ke masa.  “Sebelum menjadi bagian dari Republik Indonesia, Kasultanan Yogyakarta merupakan institusi negara berdaulat juga memiliki struktur organisasi, sistem penegakan hukum yang berupa Pengadilan Surambi dan Pengadilan Darah Dalem, hingga lembaga pertanahan,” ujar Ketua Panitia Simposium Internasional Budaya Jawa, GKR Hayu.

1.Buka kajian terkait aparatur kasultanan yogyakarta

Ketua Panitia Simposium Internasional Budaya Jawa, GKR Hayu. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

GKR Hayu melanjutkan di Kasultanan Yogyakarta juga ada jabatan-jabatan pendukung keberlangsungan diplomasi, seperti aparatur penerjemah sebagai penyambung diplomasi antara keraton dengan pemerintah kolonial, serta Abdi Dalem Musikan yang menjalankan fungsi protokoler sekaligus hiburan. “Begitu juga dengan Abdi Dalem Keparak, sebagai tangan kanan hampir sebagian tata kelola rumah tangga keraton,” ungkapnya.
 
GKR Hayu mengharapkan simposium ini memberi berbagai manfaat. “Simposium ini menjadi ruang silang pendapat dan membuka seluas-luasnya ragam peluang kajian terkait Aparatur Kasultanan Yogyakarta,” ungkapnya.

2.Pameran temporer digelar

Pembukaan Simposium Internasional Budaya Jawa, di Royal Ambarrukmo, Sabtu (12/4/2025). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Tidak hanya simposium, Keraton Yogyakarta juga kembali mengadakan pameran temporer bertajuk Hamongnagari: Aparatur Nagari Yogyakarta. Pameran ini dibuka hingga 17 Agustus 2025, di Kompleks Kedhaton. “Pameran ini hadir sebagai upaya menelusuri kembali jejak sejarah dan merangkul lebih dekat masyarakat terkait eksistensi apratur Nagari Yogyakarta,” ungkap GKR Hayu.
 
Dalam pembukaan pameran pada Jumat 7 Maret 2025 lalu, dihadirkan setidaknya 15 peragaan busana Abdi Dalem dan beberapa keberadaannya sudah tereduksi, seperti Prajurit Langen Kusuma, Pepatih Dalem, dan Abdi Dalem Palawija. “Kami mengajak menyelami kepopuleran Aparatur Nagari Yogyakarta melalui koleksi pameran, atribut-atribut pendukung, dan narasi di setiap sudut ruang,” kata dia.

3.Keraton hadir menjadi bukti kontinuitas kerja kebudayaan

Perwakilan Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Mewakili Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi menyebut keraton sebagai museum hidup bersama-sama dengan semua lapisan aparatur, baik Abdi Dalem Punakawan, Keprajan, kesatuan prajurit melangkah bersama zaman yang terus berkembang.

“Keraton hadir menjadi bukti kontinuitas kerja kebudayaan yang tak berhenti. Sebagaimana falsafah Manunggaling Kawula Gusti, untuk mewujudkan Yogyakarta istimewa yang selaras dan bersatu padu, antara rakyat dan pemimpin,” ucap GKR Mangkubumi.
 
GKR Mangkubumi juga mengharapkan gelaran simposium yang ke-7 ini terbuka ruang seluas-luasnya bagi keilmuan Aparatur di Kasultanan Yogyakarta, baik antropologi, filologi, sejarah, sains, politik, psikologi, pendidikan, gender, filsafat dan lain sebagainya yang terkait dengan Budaya Jawa.

“Kami juga menyampaikan terima kasih mendalam untuk seluruh Abdi Dalem yang telah mendedikasikan hidupnya di Keraton Yogyakarta hingga kini dan nanti. Terima kasih atas tanda bakti dan cinta kasih selama membersamai Keraton Yogyakarta,” tutup GKR Mangkubumi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us