Perputaran Uang saat Lebaran Turun, Ini Saran Pengamat Ekonomi UGM

- Konsumsi masyarakat dan perputaran uang Lebaran diprediksi turun, jumlah pemudik berkurang 24 persen dari tahun lalu.
- Tren konsumsi Lebaran menurun disebabkan penurunan kemampuan daya beli masyarakat, terindikasi dari tren deflasi dan masalah ekonomi lain yang mengkhawatirkan.
- Permasalahan ekonomi kompleks dapat berdampak besar terhadap UMKM, masyarakat diminta berhemat tapi tidak terlalu ketat untuk menjaga aktivitas ekonomi.
Sleman, IDN Times - Konsumsi masyarakat dan perputaran uang pada Lebaran tahun ini diprediksi turun. Prediksi itu merujuk pada jumlah pemudik yang turun dari 24 persen dibandingkan tahun lalu.
Kementerian Perhubungan juga memprediksi jumlah pemudik tahun ini 146,48 juta berkurang dari tahun lalu sebesar 193,6 juta pemudik.
Ekonom dari Sekolah Vokasi UGM, Yudistira Hendra Permana, menilai tren konsumsi Lebaran yang menurun disebabkan penurunan kemampuan daya beli masyarakat. Menurutnya, penurunan daya beli ini tercermin dari data tren deflasi yang terjadi. Bahkan Yudistira juga menyoroti beberapa indikator ekonomi lain yang mengkhawatirkan.
“Perbedaan tren konsumsi ini berkaitan dengan tren deflasi yang berlangsung hingga sekarang, melemahnya nilai tukar, kenaikan harga emas yang tinggi, penurunan IHSG, itu adalah hal-hal yang mengindikasikan kita tidak baik-baik saja,” jelasnya, Rabu (26/3/2025).
1. Disebabkan masalah ekonomi hingga politik

Yudistira menambahkan permasalahan ekonomi yang kompleks ini, disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Banyaknya permasalahan sosial, politik, dan ekonomi yang tidak kunjung selesai dengan baik. Khususnya di tengah tekanan ekonomi global serta efisiensi anggaran yang masih sulit dipahami masyarakat arahnya.
“Kegagalan dalam mengkoordinasi hal-hal tersebut menjadi akumulatif dan menyebabkan apa yang kita alami di hari ini,” jelasnya.
2. Bisa timbulkan efek simultan

Menurut Yudistira permasalahan ekonomi ini dapat menimbulkan efek simultan yang merugikan. Potensi dampak tersebut berpengaruh besar terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kalau merujuk pada UMKM, ini yang nantinya akan ada kekhawatiran. UMKM jumlahnya banyak, kuantitas orang bekerja di sektor tersebut juga besar sehingga ketika satu pukulan ekonomi terjadi pada sektor perdagangan kecil, maka orang-orang terdampak juga akan banyak sekali,” jelasnya.
3. Warga jangan terlalu ketat berhemat

Walau diminta berhemat, namun menurut Yudistira mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu ketat menghemat pengeluaran. Tindakan berhemat di satu sisi akan menyebabkan perdagangan dan sektor aktivitas ekonomi berisiko sepi.
“Ya, pelan-pelanlah. Kencangkan sabuk, tapi jangan terlalu kencang, nanti malah sakit sendiri. Jadi, berhemat dan konsumsi yang diperlukan saja,” ungkapnya.
Ia mengingatkan masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi kebutuhan lain di masa mendatang. “Selain Lebaran besok, masih ada tahun ajaran baru dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bertahanlah dengan pekerjaan dan bisnis yang ada dulu sekarang,” jelasnya.