TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Weekend Kemarin, Jumlah Wisatawan di DIY Mencapai Hampir 40 Ribu

Kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih jadi PR

Wisatawan memadati kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (8/8/2020) malam. IDN Times/Yogie Fadila

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan adanya kenaikan angka kunjungan wisata sejak dibukanya kembali pariwisata di tengah situasi pandemi COVID-19.

Angka kunjungan wisatawan di tengah pandemik corona mencatatkan rekor tertingginya akhir pekan pada pertengahan Agustus 2020 kemarin. Kala momen libur panjang HUT ke-75 Kemerdekaan RI dan Tahun Baru Islam.

"Weekend kemarin, hari Minggu dalam satu hari itu hampir 40 ribu (pengunjung) atau 39 ribu sekian," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Ribuan Wisatawan Sesaki Kawasan Malioboro, Jogoboro Kelabakan

1. Naik tiap pekannnya

Aplikasi Visiting Jogja yang dikembangkan Dispar DIY. IDN Times/Tunggul Damarjati

Peningkatan angka wisatawan ini, menurut Singgih tercatat melalui sistem pendataan pengunjung yakni Visiting Jogja. Sebagaimana diketahui, siapa pun yang hendak berwisata di DIY diwajibkan melakukan reservasi terlebih dahulu, baik melalui website maupun aplikasi Visiting Jogja.

Dari situ, Singgih melanjutkan, terpantau kenaikan jumlah wisatawan pada tiap pekannya sejak pariwisata di DIY beroperasi kembali per awal Juli 2020.

Detailnya, awal Juli lalu tercatat sekitar 8 ribu - 13 ribu. Pekan selanjutnya, 11 ribu - 22 ribu. Seminggu berselang, 18 ribu–27 ribu. Awal Agustus, 14 ribu–29 ribu dan pekan lalu, 17 ribu–39 ribu.

"Itu angka pada Sabtu-Minggu. Karena kalau weekdays tidak terlalu signifikan, di bawah 5 ribu saja," kata Singgih menegaskan.

Sebagai tambahan, angka wisatawan itu tercatat berdasarkan jumlah kunjungan di total 51 lokasi wisata yang dibuka atas seizin Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan telah melalui uji coba secara terbatas.

2. Dominan wisatawan asal DIY

Wisata Kaliurang. IDN Times/Siti Umaiyah

Berdasarkan catatan yang ada, angka kunjungan masih didominasi wisatawan lokal. Pada pekan terakhir terpantau 53 persen di antaranya merupakan wisatawan asal DIY.

"Kalau dilihat profilnya (dari Visiting Jogja) itu nomor 1 dari DIY, nomor 2 dari Jawa Tengah, lalu Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Dari provinsi lain ada tapi angkanya kecil-kecil," tutur Singgih.

Wisatawan, umumnya datang dengan menaiki kendaraan pribadi atau minibus. Bus pariwisata belum sebanyak sebelum era pandemi COVID-19, mengingat persyaratan dan aturan pengunjung non DIY dalam jumlah besar masih sama ketatnya.

3. Raup Rp150 juta

Wisatawan memadati kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (8/8/2020) malam. IDN Times/Yogie Fadila

Menurutnya, dari angka wisatawan sebanyak 39 ribu pada pekan terakhir, pendapatan yang diperoleh total mencapai Rp150 juta.

"Weekend kemarin, cuma satu hari kemarin dengan hari Minggu itu meraup pendapatan hampir Rp150 juta. Dari tiket saja, kan retribusi bermacam nominalnya," ungkapnya.

4. Masih ditemui pelanggaran protokol kesehatan

Satpol PP Sleman saat melakukan operasi masker di kawasan Kaliurang. Dok: Satpol PP Sleman

Singgih tak menampik masih mendapati laporan akan adanya pelanggaran protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 yang dilakukan para wisatawan. Meski, dari pihak pengelola telah menerjunkan personelnya guna fungsi pengawasan.

"Yang sering lupa itu masker sama jaga jarak. Waktu foto-foto sama pas sesudah makan," beber Singgih.

Singgih meyakini peran petugas saja tak akan efektif membuat para wisatawan mematuhi protokol kesehatan. Untuk lokasi wisata dengan skala yang tak terlalu besar seperti Malioboro mungkin pengawasan masih bisa berjalan secara optimal.

"Tapi, kalau di Pantai Parangtritis, Baron, mengandalkan petugas terus menerus mengingatkan, saya kira nggak bisa efektif. Perlu dibangun kesadaran wisatawan bagaimana dia berada di zona wajib menerapkan protokol kesehatan," tegasnya.

Dikarenakan masih adanya kekurangan di sana sini, evaluasi pembukaan pariwisata ini masih terus dilaksanakan. Baik oleh Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, BPBD, Gugus Tugas Penangangan COVID-19 provinsi maupun kabupaten/kota.

 

Baca Juga: Keseringan Dipakai, Thermo Gun Petugas di Malioboro Banyak yang Rusak

Berita Terkini Lainnya