TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terbengkalai, Warga Tanam Jagung di Lahan Proyek Saluran Air Hujan 

Proyek terbengkalai karena kasus suap 

IDN Times/Tunggul Kumoro

Yogyakarta, IDN Times - Proyek pengerjaan rehabilitasi Saluran Air Hujan (SAH) di Jalan Babaran, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta, mangkrak lebih dari satu bulan lamanya.

Proyek terbengkalai usai dilakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap jaksa di lingkungan Kejaksaan Negeri Kota Yogyakarta. Penangkapan terkait dugaan manipulasi lelang proyek yang mencakup pengerjaan SAH di jalan Prof. Dr. Soepomo, Warungboto.

Namun, sejak 10 hari lebih terakhir, lahan proyek berubah menjadi ladang jagung sederhana. Tepatnya, yang berlokasi di galian paling timur atau depan rumah Barmadi, Jalan Babaran no. 21, RT 37 RW 12, Kelurahan Tahunan, Umbulharjo.

Baca Juga: OTT KPK di Yogyakarta, Ditemukan Uang sekitar Rp100 Juta

1. Berawal dari sebuah ketidaksengajaan

IDN Times/Tunggul Kumoro

Barmadi mengaku, dirinya sendiri yang menanam benih jagung di lokasi proyek sepanjang depan kediamannya hingga melebihi bangunan miliknya yang dikontrakkan. Hal ini berawal dari ketidaksengajaan karena merasa jenuh dengan keadaan jalanan depan rumahnya yang berubah jadi tanah berdebu sepanjang hari.

"Kalau cuma (lihat) brongkalan seperti itu, saya kan pikirannya stres. Saya kan punya ayam, jadi daripada itu stres, saya kasih makan ayam (benih jagung), lho kok malah tumbuh," ujar Barmadi saat ditemui di depan rumahnya, Kamis (26/9/2019).

Dari situ Barmadi makin giat menyemai benih jagung. Alhasil, sekarang tumbuh subur dan sudah berusia 12 hari sejak masa tanam. Pemandangan depan rumahnya jadi lumayan sedikit hijau.

"Semua warga, semua orang lewat bilang bagus katanya. Pak RT juga mendukung," sambungnya.

2. Bukan bermaksud protes

IDN Times/Tunggul Kumoro

Barmadi pun menampik anggapan jika kegiatan bercocok tanam di lokasi proyek terbengkalai ini merupakan bentuk protes atau kritik. Dia melakukannya demi kesenangannya pribadi.

"Saya pagi daripada jalan-jalan (olahraga), mending nyirami. Kan sudah seperti jalan-jalan, namanya orang tua," sebutnya.

Kendati demikian, dia tak mempermasalahkan jika ada pihak merasa tindakannya tersebut merupakn sebuah aksi protes, khususnya pemerintah. Ia pun merasa senang jika ada kejelasan proyek SAH ini. 

"Kalau pemerintah kena (merasa dikritik) ya terserah. Biar dipikirkan. Harapannya, memperbaiki, karena saya jualan di pinggir jalan. Seperti ini kan usaha saya jadi gak laku, cuma jualan bensin saja, rokok juga gak laku. Modal sia-sia," ungkapnya.

Baca Juga: Pengangguran akan Diberi Gaji Rp300-Rp500 Ribu per Bulan

Berita Terkini Lainnya