TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswa Terkena COVID-19, Sri Sultan Klaim Penularan Bukan saat PTM   

Dinas pendidikan adakan tes massal acak siswa dan guru 

Pelajar SMP saat mengikuti PTM.IDN Times/Moch Fad

Yogyakarta, IDN Times - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X memilih tetap melanjutkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), meski sejumlah kasus penyebaran Covid-19 telah ditemukan di beberapa sekolah di wilayahnya.

"Oh ya, ya (PTM) lanjut," kata Sultan ditemui di Kompleks Kepatihan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Rabu (27/10/2021).

1. Klaim penularan covid-19 bukan dari PTM

Mural COVID-19. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Sultan memilih untuk tetap melanjutkan PTM dengan dasar penularan Covid-19 bukan terjadi akibat pelaksanaan kelas tatap muka. Melainkan buntut kegiatan atau interaksi di luar sekolah.

"Bukan dari sekolah ya, tapi memang dari luar, terbawa. Yang penting cepat ditangani, untuk tidak jadi klaster," ujar Sultan.

2. Vaksinasi dan prokes di sekolah sudah maksimal

Vaksinasi anak usia 12 - 17 tahun di Kota Yogyakarta. IDN Times / Febriana Sinta

Sultan mengklaim protokol kesehatan yang dilakukan sekolah saat penyelenggaraan PTM sudah maksimal.

"Saya kira dari sekolah, pemda sudah maksimal. Dalam arti tidak hanya vaksin, tapi kan sekolah sudah mempersiapkan (PTM dengan prokes). Perlu dilihat apakah OTG itu dari luar atau dari sekolah. Kalau dari sekolah ya di-close, kalau dari luar ya bagaimana diisolasi. Tapi kan rata-rata dari luar," tandas Sultan.

 

3. Tes massal acak siswa

ilustrasi tes usap atau PCR swab test (IDN Times/Arief Rahman)

Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya memastikan seluruh sekolah di bawah kewenangan pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota telah memahami dan mematuhi ketentuan pelaksanaan PTM terbatas.

Termasuk di antaranya wajib menghentikan kelas tatap muka ketika muncul temuan kasus penularan di lingkungan sekolah. Kendati, Disdikpora provinsi dan kabupaten serta kota tetap mengevaluasi jalannya PTM di wilayah masing-masing.

"Tentunya kita gunakan sebagai evaluasi. Apakah kita harus memperketat protokol kesehatan di sekolah, itu kita lakukan," kata Didik kepada wartawan di Kompleks Kepatihan.

Tak cukup sampai di situ, Disdikpora provinsi dan kabupaten dan kota, sekolah, serta dinas kesehatan juga akan bekerja sama menyelenggarakan tes acak kepada para siswa yang sekolahnya menggelar PTM terbatas.

"Beberapa sudah mulai dilakukan. Kalau di DIY, rencana 10 persen dari sekolah yang sudah tatap muka. Sekitar 327 sekolahan, ya berarti sekitar 32 lebih. Bergiliran, secara acak. Pengambilan sampel mungkin 10 persen dari jumlah siswa," pungkasnya.

Berita Terkini Lainnya