Ma'ruf Amin Sebut Demokrasi Jadi Solusi Berbagai Permasalahan di Dunia
Negara saat ini hadapi masalah serius
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin menghadiri Forum Eurasia Centrist Democrat International (CDI) di Hotel Hyatt Regency, Sleman.
Pada momen itu, Ma'ruf berharap forum pertemuan pimpinan partai politik, tokoh agama, akademisi, dan pembuat kebijakan dari berbagai budaya dan agama se-dunia ini mampu menciptakan jalan menuju perdamaian global. Mengingat, negara-negara saat kini tengah dilanda tantangan serius.
Baca Juga: Wapres Sebut Pemerintah Sudah Antisipasi Penyebaran Virus Corona
1. Tantangan yang dihadapi dunia saat ini
Ma'ruf mengatakan, sejumlah negara di belahan bumi, khususnya mereka yang menganut demokrasi, saat ini tengah ditantang berbagai permasalahan. Tantangan yang serius, demikian Ma'ruf menyebutnya.
"Yaitu masalah intoleran, penyebaran berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian atau hate speech, egoisme kelompok, diskriminasi ataupun kekerasan berbasis etnis atau agama, radikalisme dan terorisme," kata Mantan Rais Aam Syuriah NU itu.
Menurutnya, kebebasan berekspresi yang sebenarnya dijamin oleh demokrasi dan ketersediaan teknologi informasi-komunikasi sudah disalahgunakan. "Telah dimanipulasi untuk menyebarkan hal-hal negatif sehingga merusak sendi-sendi harmoni kehidupan bermasyarakat. Menciptakan kegaduhan, bahkan kekerasan, mengancam demokrasi," sambung dia.
"Pada berbagai belahan bumi kita juga sangat prihatin dengan terus terjadinya konflik-konflik bersenjata. Dengan perang yang tidak saja menelan korban nyawa yang sangat menyengsarakan jutaan umat manusia, khususnya perempuan dan anak-anak, tapi juga menghancurkan peradaban," lanjutnya pada Jumat (24/1).
Padahal, esensi demokrasi tak lain menurut Ma'ruf adalah dialog dan kesepakatan. Sedangkan esensi dialog adalah saling memahami menuju satu kesepakatan untuk saling menghormati perbedaan.
"Namun kenyataan yang kita hadapi, sampai dengan hari ini berbeda dengan harapan kita semua. Seperti saya kemukakan di atas. Dari perspektif pemahaman tersebut, dapat kita simpulkan bahwa terjadinya sikap maupun tindakan intoleran, radikalisme, terorisme, konflik bersenjata, disebabkan oleh dilanggarnya suatu kesepakatan dan absennya dialog," tegas dia.
Baca Juga: Presiden Jokowi Akan Resmikan Bandara YIA 28 Maret 2020