Konten Atraksi Seni Budaya di Malioboro Bakal Disaring Ketat
Dilarang berbau SARA, dan pornografi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bakal menyeleksi konten atraksi seni budaya yang nantinya ditampilkan di kawasan semi pedestrian Malioboro.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, seleksi dilakukan agar konten negatif tidak ditampilkan di depan publik. "Seperti pornografi, isu SARA, atau berkaitan dengan indisipliner NKRI atau anti kebangsaan," katanya saat dijumpai di kantornya, Yogyakarta, Rabu (3/6).
Proses seleks itu akan dilakukan oleh pemerintah bersama para akademisi, praktisi, dan pihak terkait lain. "Baru saja kami melakukan brainstorming bersama, membahas apakah nanti ada sistem kurasi untuk mengidentifikasi, verifikasi siapa dan apa yang akan ditampilkan. Apakah juga butuh tim atau tidak," terangnya.
Baca Juga: Ada Penari Tepas Kridhamardawa di Balik Flash Mob Malioboro
1. Mesti berkualitas plus edukatif
Seleksi ini, lanjut Singgih, selain menyortir seluruh pertunjukan juga untuk mengetahui atraksi yang ditampilkan benar-benar berkualitas dan layak ditampilkan, sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri.
"Jadi semakin membranding Yogyakarta itu kan penting. Jadi nanti wisatawan seperti 'wah nanti ke Yogya pas Selasa Wage saja', karena pasti banyak sesuatu yang unik, ditunggu-tunggu," imbuhnya.
Harapannya jumlah wisatawan akan turut terdongkrak, dan meningkatkan length of stay atau lama tinggal wisatawan di Yogyakarta.
Selain meningkatkan jumlah wisatawan, atraksi seni budaya ini harus mampu memberikan nilai positif atau edukatif lewat pertunjukkan yang ditampilkan.
"Misal, bagaimana pertunjukan tari tradisional nanti bisa menimbulkan ketertarikan kepada kaum millennial, dari musik, ada keroncong, karawitan dan masih banyak lagi" tutur Singgih.
Baca Juga: Ratusan Penggemar Ayam Aduan Bakal Ikuti Kontes Tinju Ayam di Bantul